Liputan6.com, Jakarta Seniman pendongeng Mochamad Ariyo Faridh atau yang akrab disapa Kak Aio tampil dalam program off-air BrotherCare yang digelar di Rumah Sakit Anak Bunda Harapan Kita Jakarta. Ia mendongeng untuk anak-anak pejuang kanker dan pasien dialisis.
Ariyo Faridh membawakan tiga dongeng, termasuk mengajak anak-anak mencari beruang. Kak Aio menjelaskan ciri-ciri beruang yang dimaksud. Anak-anak yang tanggap pada ciri-ciri itu lantas mencari beruang di dalam ruangan.
Rupanya, beruang itu merujuk pada pria berkostum. Selama pencarian, anak-anak berlari dan tertawa bahagia. Momen ini mengingatkan Ariyo Faridh kali pertama mendongeng untuk anak-anak pengidap kanker dan tumor di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
“Awalnya dosen mengajak saya ke RSCM Jakarta. Momen itu saya ingat sampai sekarang. Beliau bilang kita datang untuk menghibur dulu. Mau di rumah sakit, rumah singgah, daerah tanggap bencana dan lain-lain (yang penting mereka bahagia),” katanya.
Guru Cantik Mendongeng Bikin Baper!!
Energi Itu Kembali ke Saya
Mendongeng di RSCM Jakarta terjadi pada 1999. Artinya, sudah lebih dari seperempat abad, Ariyo Faridh mendedikasikan diri untuk mendongeng. Kepuasan batin didapat ketika anak-anak merespons dengan mengikuti gerakan, menyatakan ketidaksejutuan, atau tertawa.
“Hal-hal detail itu membuat energi yang saya keluarkan untuk mendongeng kembali ke saya,” ungkapnya dalam wawancara eksklusif via telepon bersama Showbiz Liputan6.com, Minggu (5/10/2025). Ariyo Faridh lalu menguak tipe dongeng yang disukai anak-anak.
“Anak-anak biasanya lebih tertarik mendengar fabel atau cerita yang tokoh utamanya juga anak-anak. Horor juga disukai,” Ariyo Faridh menyambung. Sebelum mendongeng, biasanya ia meriset dengan mengobrol bareng pihak penyelenggara atau para orang tua.
Dari riset, Ariyo Faridh beroleh gambaran terkait audiens yang akan dihadapi. Apakah, mereka langsung memberi atensi pada dongeng pertama atau butuh waktu untuk mengikuti alur cerita. Mendengar dongeng, rupanya kaya akan manfaat.
Dongeng dan Nilai Moral
Ariyo Faridh kemudian mengulas manfaat mendengar dongeng. Pertama, merilis stres. Anak-anak larut dalam cerita, merasa menjadi bagian dari peristiwa yang disajikan pendongeng lalu bahagia. Hormon pemicu stres pun terlepas.
Kedua, belajar kosakata dan keterampilan bahasa lewat mendengar pendongeng. “Ketiga, dapat nilai atau pesan moral. Dongeng yang saya sampaikan di BrotherCare kemarin soal keberanian dan anak-anak menangkap pesan itu,” beri tahunya.
Selain mendengar dongeng, ada kegiatan kreativitas bersama Adityayoga, seniman dan pengajar seni, yang mengajak anak-anak berekspresi lewat karya sederhana. Sebagai informasi, program BrotherCare, digagas Ikatan Alumni SMA Pangudi Luhur (IKA PL).
Acara ini bagian dari rangkaian Road to Lustrum XII SMA Pangudi Luhur yang puncaknya akan dihelat pada 15 November 2025. Direktur Perencanaan dan Keuangan RSAB Harapan Kita, Nola Juasnita Bermawi, SE, menyambut hangat acara ini.
Anak Butuh Dukungan Mental
Ia mengingatkan, selain penanganan medis, dukungan finansial dan psikologis untuk anak-anak sangat penting. “Dari sisi mentalitas anak-anak itu, mereka ingin merasakan yang dilakukan anak-anak sehat yang ada di luar rumah sakit,” ucap Nola Juasnita.
Selain keterlibatan Ariyo Faridh dan Adityayoga, BrotherCare menghadirkan game online bersama komunitas PL E-Sports, pesta kostum, dan kunjungan ke KidZania Jakarta. Sekjen IKA PL, Mardhika Agung Riadi, berbagi cerita soal kegiatan ini.
“Anak-anak diajak merasakan langsung pengalaman berbagai profesi impian. Setiap anak didampingi orang tua, sehingga mereka bisa bersama menikmati momen penuh harapan dan kebahagiaan,” Mardhika Agung memaparkan.
“Yang ikut 50 anak dengan ditemani pendamping sebanyak 50 orang. Melalui kegiatan ini, kami berikan kesempatan kepada anak-anak pejuang kanker dan pasien dialisis membayangkan serta merasakan profesi sesuai cita-cita mereka,” imbuh perwakilan IKA PL, Christopher Kemur.