Kuala Lumpur (ANTARA) - Ketua ASEAN sekaligus Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan usulan untuk mengerahkan tim pengamat tambahan guna memantau pelaksanaan gencatan senjata Thailand-Kamboja, semata-mata ditujukan untuk memastikan keberlanjutan keamanan dan stabilitas di kawasan.
Anwar dalam keterangannya usai menghadiri ASEAN Law Forum 2025, di Kuala Lumpur, Kamis, menyatakan tambahan tim pengamat ASEAN bukan merupakan bentuk campur tangan.
la mengatakan jumlah anggota Tim Pengamat Sementara ASEAN (IOT) saat ini membutuhkan distribusi sumber daya yang lebih seimbang antara kedua negara tetangga.
"Misalnya, kami punya 10 anggota di Bangkok, tapi hanya dua di Phnom Penh. Jadi, kami perlu menambah jumlahnya. Jika tidak mencukupi, personel tambahan dapat didatangkan dari atase pertahanan dan kedutaan besar, dan didukung oleh tim lain," ujar Anwar.
Kemarin, Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai menolak usulan untuk mengirim lebih banyak tim pengamat internasional guna memantau pelaksanaan gencatan senjata di perbatasan Thailand-Kamboja.
Phumtham mengatakan Anwar telah menghubunginya pada Selasa (22/8) untuk menyarankan pengerahan pengamat internasional tambahan dengan alasan bahwa ASEAN IOT tidak dapat melaksanakan tugas itu sendirian.
Pada tanggal 28 Juli, Thailand dan Kamboja mencapai kesepakatan untuk melaksanakan gencatan senjata tanpa syarat setelah pertemuan khusus di Putrajaya yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Malaysia.
Baca juga: Kamboja dan Thailand sepakat percepat pemulihan interaksi normal
Baca juga: Tim pengamat sementara ASEAN kunjungi perbatasan Kamboja-Thailand
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.