BADAN Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menggelar unjuk rasa bertema Rapat Dengar Pendapat Warga di gerbang utama Gedung DPR. Wakil Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI 2025 Bima Surya mengatakan aksi hari ini berangkat dari kekecewaan terhadap cabang kekuasaan, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
Menurut dia, berbagai cabang kekuasaan itu tidak berpihak kepada kepentingan rakyat dan mendengarkan aspirasi rakyat. “Aksi RDPW diinisiasi sejak bulan September,” kata Bima ketika dihubungi pada Senin, 6 Oktober 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Adapun aksi ini masih berkaitan dengan demonstrasi berjilid-jilid yang berlangsung pada akhir Agustus lalu. BEM UI menyoroti bahwa masih ada peserta aksi gelombang protes tersebut yang ditahan oleh kepolisian.
Dalam pernyataan sikapnya, BEM UI menyampaikan setidaknya tiga tuntutan aksi. Pertama, mereka menuntut pemerintah dan Kepolisian Republik Indonesia untuk segera membebaskan demonstran yang masih ditahan.
Berdasarkan catatan BEM UI, jumlah peserta aksi yang ditahan hingga saat ini mencapai ratusan orang. “Dan masih terus bertambah,” kata Bima.
BEM UI juga meminta pemerintah menghentikan seluruh penangkapan dan penahanan yang secara sewenang-wenang terhadap massa aksi maupun rakyat Indonesia yang bersuara.
Kedua, BEM UI mendesak aparat dan institusi penegak hukum untuk menghentikan tindakan represif, intimidatif, dan upaya kriminalisasi terhadap massa aksi yang memperjuangkan keadilan dan hak-hak rakyat.
Ketiga, mereka menuntut seluruh pemangku kepentingan negara, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif untuk secara serius menindaklanjuti dan mengimplementasikan seluruh aspirasi rakyat yang telah disampaikan selama bulan ini. “Sebagai bagian dari upaya bersama dalam mewujudkan perubahan sistemik di Indonesia,” kata Bima.
Bagi BEM UI, selama keadilan belum ditegakkan dan suara rakyat masih dibungkam, mereka akan terus bersuara, terus mendesak, dan terus turun ke jalan. “Demi memastikan bahwa kekuasaan tidak dijalankan tanpa tanggung jawab kepada rakyat,” ujar Bima.
BEM UI menyatakan tidak akan tinggal diam ketika keadilan diinjak-injak dan demokrasi dilumpuhkan. “Sebab kedaulatan sejati berada di tangan rakyat, bukan di kursi kekuasaan,” ujar dia.
Unjuk rasa yang dinamakan Rapat Dengar Pendapat Warga ini rencananya dimulai pukul 13.00 WIB. Tema itu merupakan pelesetan dari rapat dengar pendapat umum atau RDPU yang sering digelar DPR.
Menurut Bima, RDPU di Senayan kebanyakan hanya sekadar formalitas. “Dan terkesan sebagai politik tokensime, maka dari itu kami membuat tandingan dari RDPU dengan mengadakan RDPW,” ujar dia.
RDPW yang diinisiasi mereka, tutur Bima, adalah unjuk rasa yang dikemas dalam bentuk kreatif. Aksi itu tidak hanya diisi dengan orasi maupun mimbar bebas, tetapi juga dengan pertunjukan teatrikal, permainan, dan bentuk pertunjukan kesenian lainnya.