Tehran/Istanbul (ANTARA) - Iran memanggil utusan negara-negara Uni Eropa, Rabu (8/10), untuk memprotes apa yang disebutnya sebagai pernyataan "intervensionis" blok tersebut terkait program nuklir Tehran dan tiga pulau yang disengketakan dengan Uni Emirat Arab, lapor media lokal.
Televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Iran Majid Takht Ravanchi menyerahkan nota protes kepada para duta besar dan kepala misi negara-negara anggota Uni Eropa terkait pernyataan "intervensionis" blok tersebut terkait tiga pulau di bawah kedaulatan Iran dan program nuklir Iran.
Ravanchi mendeskripsikan posisi negara-negara Eropa terhadap pulau-pulau tersebut sebagai "pelanggaran prinsip penghormatan terhadap kedaulatan nasional dan integritas teritorial negara."
Dalam pernyataan akhir Pertemuan Dewan dan Menteri Gabungan ke-29 di Kuwait, Senin, Uni Eropa dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) mendesak Iran untuk "mengakhiri pendudukannya atas tiga pulau: Tunb Besar, Tunb Kecil, dan Abu Musa."
Pernyataan itu juga mendesak Iran untuk melanjutkan kerja sama nuklir dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Iran menegaskan dominasinya atas ketiga pulau tersebut pada November 1971, yang telah diduduki Inggris sejak 1903. Hanya beberapa hari kemudian, Inggris menyerahkan kendali atas pulau-pulau tersebut kepada Uni Emirat Arab, sebuah negara yang baru berdiri.
Uni Emirat Arab menganggap Iran, yang mengerahkan pasukan militer ke pulau-pulau tersebut, sebagai "penjajah", sementara Iran mengeklaim bahwa wilayah tersebut sempat berada di bawah kendali Inggris pada 1903 dan kembali pada 1971.
Uni Emirat Arab secara aktif mengupayakan inisiatif dengan negara-negara Arab dan organisasi internasional untuk merebut kembali ketiga pulau tersebut.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Iran kecam AS dan Eropa karena lanjutkan sanksi perjanjian nuklir
Baca juga: Iran kecam sanksi PBB, tuduh Eropa salahgunakan kesepakatan nuklir
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.