Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menyambut Presiden Donald Trump di Amiri Diwan di Doha, Qatar, Rabu, 14 Mei 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar dilaporkan tengah mengevaluasi kemitraan keamanan mereka dengan Amerika Serikat (AS) usai serangan Israel ke Doha yang menargetkan pimpinan Hamas pada Selasa (9/9/2025). Hal itu berdasarkan laporan Axios, Kamis (11/9/2025), yang menyebut bahwa Perdana Menteri Qatar Mohammad bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani menginformasikan kepada Washington bahwa serangan Israel sebagai "aksi pengkhianatan" oleh Washington.
Lebih jauh, al-Thani dilaporkan berkara kepada Utusan Spesial AS, Steve Witkoff bahwa, Qatar akan menggelar "sebuah evaluasi mendalam atas kemitraan keamanan mereka" dengan AS, "dan mungkin akan mencari mitra-mitra lain," menurut laporan Axios dilansir Jerusalem Post.
Presiden AS Donald Trump dilaporkan Wall Street Journal (WSJ), mengadakan panggilan telepon yang emosional dengan Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (9/9/2025), menyampaikan frustrasi dan terkejut atas serangan Israel terhadap pimpinan Hamas di Qatar. Pejabat senior AS mengungkapkan, Trump menilai, keputusan Netanyahu untuk menyerang para pemimpin politik kelompok perjuangan Palestina itu adalah tidak bijaksana.
Trump dilaporkan, "sangat marah bahwa seolah-olah serangan dilancarkan dari pangkalan militer AS, bukan dari Israel, dan rudal tersebut menyerang wilayah sekutu AS lainnya yang sedang memediasi negosiasi untuk mengakhiri perang Gaza.”
Netanyahu menanggapi dengan mengatakan bahwa ia memiliki waktu singkat untuk melancarkan serangan dan memanfaatkan kesempatan itu. Namun pada panggilan telepon kedua yang berlangsung hangat, kata para pejabat, Trump bertanya kepada Netanyahu apakah serangan itu berhasil, yang tidak dapat dijawab Netanyahu dengan pasti.
Meskipun Trump dikenal sebagai pendukung setia Israel, ia semakin frustrasi dengan Netanyahu, yang terus-menerus membatasinya dengan langkah-langkah agresif yang diambil tanpa masukan AS yang bertentangan dengan tujuan Timur Tengah Trump sendiri, menurut WSJ.
Sementara itu, Hamas memastikan bahwa pemimpin mereka selamat dari serangan tersebut. Sementara lima anggota kelompok tersebut dan satu petugas keamanan Qatar gugur.