CIVITAS akademika Universitas Diponegoro atau Undip menyampaikan seruan damai atas situasi politik dan sosial Indonesia yang belakangan diwarnai demonstrasi hingga menimbulkan korban jiwa.
Dalam pernyataan resmi yang diunggah melalui akun instagram resmi @undip.official, pada Kamis, 4 September 2025, Undip menilai peristiwa tersebut mencerminkan rapuhnya demokrasi bila tidak dijaga dengan kesabaran, kebijaksanaan, dan penghormatan hak asasi manusia.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Kehilangan mereka bukan hanya duka bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga luka bagi bangsa,” tulis pernyataan tersebut. Kampus itu juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan menyerukan agar tragedi tersebut menjadi pengingat pentingnya menempatkan kemanusiaan dan keadilan di atas segalanya.
Undip mendesak aparat penegak hukum untuk mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis, bukan kekerasan. Menurut mereka, tindakan represif hanya akan memperlebar jurang ketidakpercayaan masyarakat terhadap negara. Sebaliknya, dialog penuh empati dinilai dapat memperkuat kepercayaan publik sekaligus menjaga kehormatan institusi penegak hukum.
Dalam pernyataan itu, Undip juga menegaskan bahwa demonstrasi adalah hak konstitusional warga negara. Namun, mereka mengimbau agar aksi disampaikan secara damai, menjunjung persaudaraan, dan menghindari kekerasan.
Undip mengingatkan pemerintah dan DPR untuk membatalkan kebijakan yang tidak berpihak pada keadilan, memperlebar kesenjangan, dan hanya menguntungkan elite politik serta kelompok oligarki. “Pemerintah dan DPR harus sungguh-sungguh mendengarkan aspirasi masyarakat serta melakukan pembenahan kebijakan secara terbuka, transparan, dan akuntabel,” kata mereka.
Undip menutup seruannya dengan keyakinan bahwa jalan kekerasan tidak akan membawa bangsa ini pada keutuhan. “Dialog, penghormatan, dan keterbukaan adalah kunci untuk merajut kembali kepercayaan publik,” tulis pernyataan itu.