Petugas SAR gabungan masih melakukan pencarian korban di bangunan ambruk Ponpes Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Minggu (5/10).
Plt Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops) BNPB, Kolonel Inf Hery Setiono, mengatakan sudah ada sekitar 40 korban meninggal dunia yang telah dievakuasi dari reruntuhan bangunan.
Total, ada 167 orang korban bangunan ambruk tersebut. Sebagian besar sudah dievakuasi, menyisakan 20 orang yang masih dalam pencarian.
"Saat ini kita masih ada target ataupun sesuai dengan data dari 167 yang sudah terevakuasi ada 40, sehingga masih ada sekitar 20 orang lagi yang belum terevakuasi. Dari 40 jenazah yang sudah kita temukan, delapan sudah teridentifikasi. Kemudian masih ada 32 orang lagi yang belum teridentifikasi," ujar Hery di posko BNPB sekitar Ponpes Al-Khoziny, Minggu (5/10).
Hery menyampaikan, kebanyakan korban yang ditemukan berada di lantai dasar bangunan musala itu.
"Karena sudah sesuai dengan informasi pada saat awal kejadian bahwa banyak santri itu berada di musala, sedang melaksanakan salat. Berarti target kita dalam rangka pembersihan itu untuk sampai ketemu dengan keramik dasar," ucapnya.
"Nah, sehingga di situlah mulai ketemu keramik dasar ini mulai ketemu banyak korban. Rata-rata begitu. Jadi, sesuai kami sampaikan tadi tentunya para jenazah banyak berposisi di lantai dasar," lanjutnya.
Ia menambahkan, untuk proses identifikasi oleh Disaster Victim Identification (DVI) terhadap korban yang telah dievakuasi membutuhkan waktu paling cepat sekitar 3 hari.
"Sehingga kita sama-sama bersabar untuk menunggu. Walaupun progresnya lama, tapi harapannya akan menjadi pasti. Nah, itu yang akan kita harapkan," katanya.
Diketahui, bangunan Ponpes Al-Khoziny ambruk pada Senin (29/9) sore. Insiden itu terjadi saat para santri sedang melaksanakan salat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB.