
ANGGOTA Parlemen Eropa asal Italia, Benedetta Scuderi, mengungkapkan bahwa dirinya bersama ratusan aktivis lainnya mengalami penahanan dan perlakuan kasar oleh pasukan Israel.
Mereka ditahan setelah ikut serta dalam Armada Sumud Global (GSF), misi kemanusiaan yang bertujuan menyalurkan bantuan ke Gaza.
Dalam pidatonya di sidang pleno Parlemen Eropa di Strasbourg, Senin (6/10), Scuderi menceritakan pengalamannya saat kapal yang ditumpanginya diserang oleh Israel di perairan internasional.
Ia menyebut ada sekitar 400 aktivis di kapal tersebut, termasuk empat anggota parlemen Eropa lainnya. “Kami kemudian dibawa secara paksa ke Pelabuhan Ashdod,” ujar Scuderi.
Menurutnya, selama dalam tahanan, para aktivis tidak mendapat akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air, tempat istirahat, dan obat-obatan. “Beberapa orang juga mengalami kekerasan fisik dari pihak keamanan Israel,” ungkapnya.
Scuderi menegaskan, misi armada GSF sepenuhnya bersifat damai dan kemanusiaan. Tujuannya untuk membantu warga Gaza yang menderita akibat blokade berkepanjangan dan krisis pangan.
Ia juga menyesalkan sikap lembaga dan pemerintah Eropa yang dinilai gagal menegakkan hukum internasional dan nilai kemanusiaan. “Kami hanya melakukan apa yang tidak dilakukan oleh para pemimpin politik dalam menghadapi penderitaan warga Palestina,” kata politikus Partai Hijau Eropa itu.
Masih Ada yang Belum Kembali
Scuderi menambahkan, beberapa peserta armada, termasuk anggota Parlemen Eropa asal Prancis Rima Hassan dan Emma Fourreau, hingga kini belum kembali. Sementara armada lain yang membawa aktivis Eropa, termasuk Melissa Camara dari Prancis, masih berada di laut dan mendekati wilayah Gaza.
Ia menyerukan agar Uni Eropa benar-benar menjalankan perannya sebagai pembela demokrasi dan hak asasi manusia, serta mendukung tujuan kemanusiaan dari misi tersebut.
Partai Hijau Eropa juga telah mengusulkan agar isu serangan Israel terhadap armada GSF dan penahanan para aktivis dibahas dalam agenda Parlemen Eropa. Namun, usulan itu ditolak, mencerminkan kurangnya kesepakatan di antara negara-negara anggota dalam menyikapi tindakan Israel terhadap misi kemanusiaan internasional itu. (Anadolu/Fer/I-1)