
ASOSIASI Tenis Profesional (ATP) tengah menimbang penerapan aturan khusus terkait cuaca panas ekstrem setelah sejumlah petenis terpaksa mundur di tengah berlangsungnya Shanghai Masters 2025.
Kondisi suhu yang mencapai 30 derajat Celsius dengan kelembapan di atas 80 persen membuat banyak pemain kewalahan dan memaksa beberapa di antaranya menyudahi pertandingan lebih awal.
Juara bertahan Jannik Sinner menjadi korban paling mencolok. Petenis peringkat dua dunia asal Italia itu harus mundur di set penentuan saat menghadapi Tallon Griekspoor akibat kram hebat pada paha kanannya hingga kesulitan berjalan.
Situasi serupa juga dialami Novak Djokovic dan Holger Rune. Djokovic bahkan sempat muntah saat melawan Yannick Hanfmann, sementara Rune melontarkan keluhan keras kepada wasit ketika menghadapi Ugo Humbert.
“Semua pemain merasakan hal yang sama di lapangan, tapi ini sungguh brutal,” ujar Djokovic dikutip dari CNA.
“Ketika kelembapan mencapai lebih dari 80 persen hari demi hari, terutama bagi mereka yang bermain siang hari di bawah terik matahari, situasinya makin berat.”
Selain mereka, beberapa petenis lain seperti Casper Ruud, Tomas Machac, David Goffin, Terrence Atmane, Hamad Medjedovic, dan Wu Yibing juga tak mampu menuntaskan laga akibat kelelahan, sakit, atau cedera.
Kasus serupa sebelumnya muncul di turnamen Cincinnati pada Agustus lalu, ketika Arthur Rinderknech kolaps di tengah pertandingan melawan Felix Auger-Aliassime karena suhu ekstrem.
Dalam aturan ATP saat ini, keputusan menangguhkan pertandingan akibat cuaca ekstrem berada di tangan pengawas turnamen di lokasi, yang berkoordinasi dengan tim medis dan otoritas setempat.
“Dalam kondisi panas ekstrem, tim medis ATP menerapkan sejumlah langkah untuk melindungi kesehatan pemain,” demikian pernyataan resmi ATP.
Meski begitu, badan tertinggi tenis putra tersebut mengaku terbuka terhadap perubahan. “Kami tengah meninjau situasi ini secara aktif. Beberapa langkah tambahan, termasuk penerapan kebijakan resmi terkait panas ekstrem, sedang dievaluasi bersama pemain, penyelenggara turnamen, dan pakar medis,” lanjut pernyataan itu.
“Keselamatan pemain tetap menjadi prioritas utama bagi ATP.”
Sejumlah cabang olahraga profesional lain seperti sepak bola, Formula Satu, dan balap sepeda telah lebih dulu memiliki protokol menghadapi cuaca ekstrem. Di dunia tenis, turnamen Grand Slam dan WTA bahkan telah menerapkan aturan formal yang memungkinkan jeda tambahan maupun penundaan pertandingan ketika suhu melampaui ambang batas aman. (I-3)