Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) akan membangun ruang terbuka hijau (RTH) di bekas lahan Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali atau yang dikenal ABA. Eks kantong parkir ini hanya beberapa langkah dari titik nol Malioboro dan termasuk kawasan penataan.
"Tahun ini kita juga ada penyusunan DED (Detail Engineering Design) di RTH eks Abu Bakar Ali. Belum (ada DED) kita laksanakan setelah perubahan (anggaran) penyusunan ini dengan anggaran Dana Keistimewaan. Tapi sudah berproses untuk kekancingan dan lain-lain," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY Kusno Wibowo di Kepatihan Pemda DIY, Senin (6/8).
Untuk RTH eks TKP Abu Bakar Ali yang memiliki luas 6.093 meter persegi ini rencananya akan dibangun mulai awal tahun depan.
"Terget pembangunan mulai di tahun 2026," katanya.
TKP ABA sebelumnya adalah salah satu kantong parkir utama dan paling strategis bagi pengunjung Malioboro selama bertahun-tahun. Di sini bus-bus pengangkut turis biasa parkir. Meskipun sempat diprotes warga, operasional tempat parkir ini ditutup per medio 2025.
Adapun ruang terbuka hijau yang sedang dipersiapkan akan dirancang mencakup tiga zona utama, yakni publik, sosial, dan alam, dengan proporsi tutupan hijau mencapai sekitar 55 persen.
Selain itu, RTH ini juga akan ditanami pohon-pohon endemik yang memiliki nilai filosofis sekaligus simbolis bagi masyarakat Yogyakarta.
RTH di Sepanjang Sumbu Filosofi
Selain di eks TKP Abu Bakar Ali, RTH lain infornasinya akan dibangun di sepanjang Sumbu Filosofi Yogyakarta -garis imajiner yang membentang dari Tugu Yogya, Malioboro, hingga Panggung Krapyak.
"RTH di sepanjang Sumbu Filosofi baru kemarin kan kita ada semacam untuk diinventarisir lokasi-lokasi yang berpotensi," katanya.
"Kalau nanti memungkinkan dari sisi teknis dan sebagainya, penganggaran, ya mungkin-mungkin saja. Cuma belum kita pastikan. Tapi yang jelas di eks Abu Bakar Ali ini," bebernya.
Sekda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, mengatakan ada beberapa titik RTH di sepanjang sumbu filosofi. Salah satunya di eks TKP Abu Bakar Ali.
"Saya agak lupa ya ada 8 atau beberapa titik tapi tidak sebesar ini (yang di Abu Bakar Ali) juga," kata Indrayanti.