Hari Radio Nasional: Sejarah suara yang menyatukan bangsa

1 day ago 7
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta (ANTARA) - Pada masa kabar disampaikan melalui suara tanpa gambar, radio hadir bukan sekadar sebagai sarana hiburan, tetapi juga menjadi media informasi serta saksi perjalanan bangsa ini.

Hari Radio Nasional diperingati setiap tanggal 11 September, bertepatan dengan hari berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI).

Maka, tidak heran jika tanggal ini juga dikenal sebagai Hari Radio Republik Indonesia.
Sebagai wujud penghormatan, Antara mengajak Anda untuk menyelami sejarah di balik Hari Radio Nasional.

Baca juga: Kemenag kukuhkan 60 penyiar radio jadi agen milenial moderat

Cerita di balik Hari Radio Nasional

Hari Radio Nasional tidak lepas dari Radio Republik Indonesia.

Didirikannya RRI berawal dari Hoso Kyoku—siaran radio pemerintah Jepang— yang berhenti beroperasi pada 19 Agustus 1945.

Sejak saat itu, masyarakat tidak lagi memiliki akses terhadap informasi mengenai hal yang harus dilakukan pasca Indonesia meraih kemerdekaan.

Sementara itu, radio luar negeri mengabarkan bahwa pasukan Inggris akan menduduki Jawa dan Sumatera.

Sebagai respons terhadap situasi tersebut, sejumlah mantan pegawai Hoso Kyoku mengadakan pertemuan dengan pihak pemerintah Indonesia di Jakarta.

Mereka menyadari bahwa radio memiliki peran penting sebagai alat komunikasi dan dalam menyebarkan informasi kepada rakyat.

Baca juga: Wakil Menteri Ekraf: Radio mendukung banyak subsektor ekonomi kreatif

Imbauan untuk mendirikan RRI

Pertemuan tersebut dilaksanakan pada 11 September 1945 di bekas gedung Raad van Indië, Penjambon, dan dihadiri oleh 8 delegasi dari Hoso Kyoku.

Delegasi tersebut diantaranya Dr. Abdulrachman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukita, Soemarrdi, Sudomarmato, Harto, dan Maladi.

Melalui pertemuan tersebut, Abdulrachman Saleh—ketua delegasi—mengimbau pemerintah untuk mendirikan stasiun radio sebagai alat komunikasi dengan rakyat mengingat sekutu akan tiba di Jakarta pada akhir September 1945.

Melansir dari situs resmi RRI, alasan radio dipilih sebagai alat komunikasi karena dapat dengan cepat menyampaikan informasi, bahkan di situasi pertempuran yang tidak menentu.

Para delegasi juga menyarankan pemerintah Indonesia meminta izin kepada pihak Jepang agar dapat menggunakan alat-alat dari Hoso Kyoku. Pada awalnya, saran ini ditolak karena peralatan tersebut merupakan inventaris sekutu.

Namun, mereka tetap bersikukuh dan meneruskan rencana dengan mempertimbangkan risiko peperangan.

Pada akhir pertemuan, Dr. Abdulrachman Saleh membuat simpulan akhir yang berisi:
1. Pembentukan Persatuan Radio Republik Indonesia yang akan meneruskan penyiaran dari 8 stasiun di Jawa
2. Mempersembahkan RRI kepada Presiden dan Pemerintah RI sebagai alat komunikasi dengan rakyat
3. Mengimbau agar semua hubungan antara pemerintah dan RRI disalurkan melalui Abdulrachman Saleh.

Meskipun tidak setuju dengan beberapa hal, pada akhirnya pemerintah Indonesia tetap menyanggupi simpulan tersebut dan siap membantu RRI.

Baca juga: Lokalitas yang mengudara: ketika radio menjadi wajah digital bangsa

Lahirnya RRI pada 11 September 1945

Pada hari yang sama, delegasi dari 8 stasiun radio di Jawa menggelar rapat di kediaman Adang Kadarusman.

Delegasi yang hadir adalah Soetaryo dari Purwokerto, Soemarmad dan Soedomomarto dari Yogyakarta, Soehardi dan Harto dari Semarang, Maladi dan Soetardi Hardjolukito dari Surakarta, serta Darya, Sakti Alamsyah, dan Agus Marahsutan dari Bandung.

Surabaya dan Malang tidak ikut serta, sebab tidak adanya delegasi dari daerah tersebut.

Hasil akhir dari pertemuan tersebut adalah berdirinya Radio Republik Indonesia pada 11 September 1945, dengan Dr. Abdulrachman Saleh ditunjuk sebagai pemimpinnya.

Di bawah kepemimpinan Dr. Abdulrachman Saleh—yang juga dikenal sebagai Bapak Radio Indonesia—RRI hadir sebagai media perjuangan, menyuarakan kabar kemerdekaan, dan membangkitkan semangat rakyat Indonesia.

Sejak saat itu, RRI terus mengudara dari mulai masa kemerdekaan, revolusi, pembangunan, hingga kini di tengah era digital senantiasa hadir menyampaikan informasi terpercaya bagi masyarakat Indonesia.

Baca juga: Radiodays Asia di Indonesia perkuat posisi Indonesia di kancah global

Baca juga: Wamenkomdigi dorong radio daerah adaptif di era digital

Pewarta: Nadine Laysa Amalia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article