
PERTEMUAN antara Kanada dan Israel pada ajang Davis Cup World Group pada tanggal 12 dan 13 September 2025 waktu setempat di Halifax, dipastikan berlangsung tanpa penonton.
Tennis Canada menyebut keputusan tersebut diambil usai berkonsultasi dengan Federasi Tenis Internasional (ITF), menyusul meningkatnya kekhawatiran keamanan dari otoritas setempat dan lembaga keamanan nasional.
Sebelumnya, lebih dari 400 atlet dan akademisi Kanada, termasuk pelari Olimpiade Moh Ahmed, mendesak Tennis Canada membatalkan pertandingan itu sebagai bentuk protes terhadap tindakan Israel di Gaza dan Tepi Barat.
Direktur Eksekutif Tennis Canada, Gavin Ziv, menyebut keputusan ini sangat mengecewakan. Namun, ia menegaskan keselamatan atlet, penonton, dan staf harus menjadi prioritas utama.
“Pada akhirnya, satu-satunya cara untuk melindungi semua pihak sekaligus memastikan laga tetap bisa berjalan adalah menggelarnya tanpa penonton,” ujar Ziv dikutip dari ESPN.
Pertandingan yang sedianya digelar di Scotiabank Centre pada Jumat dan Sabtu itu kini dipindahkan ke arena tertutup. Seluruh tiket yang terjual, sekitar 1.500 per hari, akan dikembalikan dalam 30 hari. Tennis Canada mengakui kebijakan ini membawa kerugian finansial besar, tetapi menekankan keselamatan tetap di atas segalanya.
Selain penonton, media juga tidak diizinkan masuk arena. Seluruh sesi wawancara dengan pemain akan dilakukan secara virtual. Polisi Halifax menegaskan akan menyiagakan personel di lokasi, meski tidak merinci apakah ancaman ditujukan langsung ke tim Israel.
Pusat Urusan Israel dan Yahudi Kanada (CIJA) menyatakan kecewa dengan penutupan laga untuk publik.
“Bersorak mendukung tim Kanada adalah bagian dari identitas nasional kami. Namun, segelintir ekstremis telah membajak Davis Cup dan membuat ribuan penggemar tidak bisa hadir,” demikian pernyataan CIJA.
Mereka menambahkan, “Keputusan Tennis Canada diambil demi melindungi warga dari ancaman serius. Sangat disayangkan kebencian dan intimidasi membuat kita tidak bisa mendukung atlet kita di negara sendiri.” (I-3)