Pertamina Gas (Pertagas) melalui Operation Kalimantan Area (OKA) terus memperluas kontribusi sosialnya di wilayah Kalimantan. Sejumlah program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan transportasi gas dan minyak tersebut menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, mulai dari pengelolaan pupuk organik, penyediaan akses air bersih, hingga fasilitas daycare bagi anak-anak pekerja.
Direktur BUMDes Mitra Karya Desa Karya Jaya, Samboja, Kukar, Suwardani mengungkap kehadiran Pertagas dengan sederet edukasi dan pendampingan, membawa dampak besar bagi usaha rumah kompos di desanya.
“Dulu kami produksi manual, sebulan hanya 500 kg. Setelah Pertagas kasih mesin rotary, ngaduk pupuk yang biasanya 2 hari kini bisa selesai 2 jam. Sekarang sekali produksi bisa sampai 4-5 ton,” jelasnya saat ditemui di rumah kompos di Desa Karya Jaya, Samboja, Kukar, Kalimantan Timur, Jumat (26/9).
Pria yang akrab disapa Dani itu mengatakan unit usaha ini lahir dari permasalahan bangunan kandang ayam petelur yang bangkrut, serta banyaknya kotoran sapi yang sebelumnya hanya menumpuk. Kini kotoran itu diolah menjadi pupuk organik yang justru menyokong kebutuhan pertanian setempat.
Hasilnya terlihat nyata. “Panen timun pertama kami hanya 25 kilo. Setelah pakai pupuk olahan sendiri bisa 45 kilo. Panen kedua prediksinya 100 kilo, ternyata 174 kilo. Panen ketiga malah tembus 271 kilo,” ungkap Suwardani.
Tak berhenti di situ, BUMDes ini kini sudah menghasilkan 12 varian pupuk, dari pupuk kompos hingga insektisida nabati dan perekat organik. Pertagas juga sedang menyiapkan penggunaan solar panel agar operasional lebih hemat.
Air Bersih untuk 320 Kepala Keluarga
Pertagas juga mendukung penyediaan air bersih untuk Desa Karya Jaya. Community Development Officer Pertagas OKA, Choirul Dwi Cahyo, mengatakan pihaknya membantu perbaikan sistem perpipaan, pelatihan kelistrikan, hingga dukungan pompa.
Choirul mengatakan air merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat di Desa Karya Jaya, selain itu untuk kebutuhan sehari–hari, air juga dibutuhkan untuk mengairi pertanian. Terlebih di desa tersebut banyak masyarakat yang mengandalkan lahan pertanian sebagai mata pencaharian.
“Pompa ini harganya Rp 30-90 juta. Kalau listrik naik turun bisa rusak. Padahal kebutuhan air tinggi karena hanya ada satu sumber. Saat pompa mati, ekonomi masyarakat bisa jatuh,” ujarnya.
Saat ini, tiga unit pompa berkapasitas total 50 ribu liter digunakan untuk melayani 320 kepala keluarga. “Karena core kompetensi Pertagas adalah perpipaan, kami terjun langsung bantu teman-teman di sini,” tambah Choirul.
Sementara itu, di Balikpapan, Pertagas membantu program daycare untuk anak-anak pekerja. Manager Operation Pertagas Kalimantan Area, Dedi Mariadi, menyebut program ini bukan sekadar penitipan anak biasa, sebab diisi oleh SDM yang sesuai di bidangnya.
“Daycare ini tujuannya membantu orang tua yang sibuk bekerja, tapi anak-anak tetap mendapat pendidikan karakter. Jadi bukan tempat titip abal-abal, tapi ada kurikulum dan tenaga yang kompeten,” kata Dedi.
Pertagas melengkapi daycare dengan sarana prasarana seperti ranjang bayi, kulkas, mainan edukatif, hingga fasilitas pembelajaran anak usia dini. Menurut Dedi, kontribusi ini adalah bagian dari komitmen Pertagas.
“Di mana pun Pertagas berada, kami ingin memberikan manfaat. Dari dulu di Bontang, sekarang saatnya kami hadir juga untuk Balikpapan,” tegasnya.