
Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenai data penduduk miskin di Indonesia menjadi salah satu berita populer di kumparanBisnis sepanjang Jumat (22/8).
Selain itu, pesan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar masyarakat tak terjebak pinjaman online (pinjol) juga tak kalah menyita perhatian publik.
Berikut ini rangkuman selengkapnya:
Sri Mulyani Ungkap Penduduk Miskin di RI Masih 23,9 Juta Orang

Sri Mulyani mengungkapkan tingkat kemiskinan Indonesia pada 2025 turun ke level terendah, yakni di 8,47 persen. Namun, jumlah penduduk miskin di Tanah Air masih cukup banyak.
“Tingkat kemiskinan juga pertama kali turun di bawah 9 persen yaitu 8,47 persen, meskipun headcount-nya ada di angka 23,85 juta, jumlah penduduk miskin kita juga turun dari 25,22 juta ke 23,9 juta orang,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (22/8).
Selain itu, Sri Mulyani juga menyoroti perbaikan di sektor ketenagakerjaan. Pada 2025, tercatat pembukaan lapangan kerja mencapai 3,59 juta, meningkat tipis dari 2024 yang sebanyak 3,55 juta.
Sementara tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 4,76 persen, setara dengan 7,3 juta orang, dari sebelumnya 7,2 juta orang atau 4,82 persen pada tahun 2024.
OJK: Jangan Terjebak Pinjol dan Paylater, Biasakan Menabung Sejak Dini

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan generasi muda lebih bijak mengelola uang sejak dini. Pesan itu disampaikan dalam acara Hari Indonesia Menabung 2025 yang digelar di Auditorium Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (22/8).
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyoroti bahaya pinjaman online (pinjol), penggunaan paylater yang tak sesuai kebutuhan, hingga maraknya judi online (judol) yang mulai menyasar pelajar.
"Jangan berutang apalagi itu dari muda, bahaya ya. Jangan sampai terjebak pinjaman online ilegal, kemudian kalau yang paylater nanti deh kalau udah agak gedean ya dan itu untuk yang produktif," ujar Friderica.
Friderica juga menekankan pentingnya menghindari budaya konsumtif negatif, misalnya membeli barang untuk sekadar terlihat keren di depan orang lain, terutama jika uangnya bersumber dari utang.