Liputan6.com, Jakarta Inter Milan kembali menunjukkan taringnya di Serie A 2025/2026. Menghadapi tim promosi Cremonese di Stadio Giuseppe Meazza, Sabtu (4/10/2025), pasukan Cristian Chivu tampil menggila dan menang 4-1. Kemenangan ini bukan sekadar tiga poin, melainkan simbol dari perubahan besar di tubuh Nerazzurri.
Lautaro Martinez membuka pesta gol pada menit keenam, disusul Ange-Yoan Bonny di menit ke-38. Federico Dimarco dan Nicolo Barella kemudian menambah dua gol cepat di babak kedua, sebelum Cremonese mencetak gol hiburan lewat Federico Bonazzoli pada menit ke-87.
Hasil ini memperpanjang tren positif Inter menjadi lima kemenangan beruntun di semua kompetisi. Sebelum menggasak Cremonese, mereka menumbangkan Ajax Amsterdam 2-0, serta mengalahkan Sassuolo (2-1), Cagliari (2-0), dan Slavia Praha (3-0).
Menurut La Gazzetta dello Sport, kemenangan ini menjadi bukti paling jelas bahwa “revolusi taktik di bawah Cristian Chivu kini mulai benar-benar berjalan.” Inter bukan hanya kembali konsisten di jalur kemenangan, tetapi juga menampilkan gaya bermain yang lebih hidup dan agresif.
Gaya Baru Chivu: Cepat, Vertikal, dan Efisien
Chivu meninggalkan pola permainan rumit warisan Simone Inzaghi dan memilih jalur yang lebih langsung serta intens. “Inter telah kembali dan kali ini berbeda,” tulis La Gazzetta, menggambarkan perubahan arah yang kini menonjolkan permainan cepat dan distribusi vertikal.
Dalam enam laga Serie A musim ini, Inter sudah mencetak 17 gol—terbanyak di liga. Di tengah semua itu, nama Ange-Yoan Bonny muncul sebagai bintang baru. Pemain muda asal Prancis itu menorehkan satu gol dan tiga assist dalam laga kontra Cremonese. “Itu adalah penampilan yang luar biasa,” tulis La Gazzetta, menyoroti keberaniannya memimpin lini depan sejak menit pertama.
Permainan Inter kini tidak lagi terjebak dalam rotasi lambat dan umpan-umpan aman. Di bawah Chivu, pressing tinggi dan transisi cepat menjadi identitas baru. Intensitas dan variasi serangan mereka, yang jarang terlihat musim lalu, kini menjadi ciri utama setiap pertandingan Nerazzurri.
Barella, Regista yang Menghidupkan Ritme
Selain Bonny, satu nama yang mencuri perhatian adalah Nicolo Barella. Dalam laga melawan Cremonese, gelandang asal Sardinia itu bukan hanya mencetak gol, tapi juga berperan sebagai pengatur tempo — regista — dalam sistem Chivu.
Gol pembuka Inter berawal dari intersepsi dan umpan cepat Barella kepada Bonny, yang kemudian memberi assist untuk Lautaro. Situasi itu memunculkan pertanyaan taktis menarik: apakah gol seperti itu akan terjadi jika Hakan Calhanoglu masih berperan sebagai regista?
Menurut La Gazzetta, Barella mungkin bukan pengumpan paling halus. “Ia memiliki kualitas teknis dan kontrol bola yang lebih sedikit,” tulis mereka. “Namun, Chivu membutuhkan kecepatan berpikir dan distribusi bola, dan dalam hal ini, Barella adalah sosok yang paling cocok.”
Dengan kecepatan berpikir dan kemampuan membaca permainan, Barella menjadi simbol nyata transformasi Inter di bawah Chivu. Ia bukan sekadar gelandang pekerja keras, tetapi motor yang menggerakkan aliran bola cepat dan vertikal—cerminan sempurna dari filosofi baru sang pelatih.
Kemenangan 4-1 ini menegaskan bahwa Inter bukan hanya kembali ke performa terbaiknya. Mereka telah berevolusi. Di pusat revolusi itu, berdirilah dua nama: Cristian Chivu dan Nicolo Barella.
Sumber: La Gazzetta dello Sport, Sempre Inter