Liputan6.com, Jakarta - Setelah selesai beres-beres, Mirsa bersiap pulang. Tapi tiba-tiba pesan dari Reza masuk—dia menunggu di rooftop. Mirsa terdiam. Sejujurnya, tempat itu masih menyisakan trauma baginya sejak kejadian tragis jatuhnya Ranti.
Tangannya sempat mengetik pesan untuk menolak, tapi sebelum dikirim, Reza sudah lebih dulu mengirim pesan lanjutan: “Aku udah di sini, Mirsa.”
Rasa penasaran akhirnya mengalahkan keraguannya. Mirsa memutuskan naik ke rooftop.
Sesampainya di sana, Reza memang sudah berdiri menunggunya. Ia tampak serius. "Ada apa, Rez?" tanya Mirsa, sedikit bingung.
Reza tak langsung menjawab. Ia hanya mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang. Suaranya disambungkan ke loudspeaker.
Suara di ujung sana terdengar familiar. Ternyata itu Januar, pengacara Mirsa. "Hari ini, status hukum Mirsa resmi bersih. Dia bukan lagi terlapor dalam kasus apa pun. Dia bebas," ujar Januar tegas.
Mirsa terdiam. Matanya membesar, bibirnya bergetar. Air mata mengambang di pelupuk. Reza tersenyum lembut dan berkata, "Selamat ya, kamu bebas sekarang."A!”
Radit Hadapi Kania yang Kalap
Sementara itu, di tempat lain, Radit sedang menghadapi Karina yang sedang kalap. "Karina, jangan gila gitu! Jangan permainkan perasaannya Akira!" bentaknya.
Karina yang emosi mendorong Radit dan menuding wajahnya. "Lo yang bikin semua ini jadi berantakan, Dit! Kalau lo gak terus ngejar-ngejar Mirsa, gue gak bakal kayak gini!"
Radit membalas dengan tegas, "Tapi gak harus dengan ngorbanin Akira!"
Di waktu yang sama, Reza yang baru saja keluar dari mobil, dikagetkan oleh suara panggilan. “Reza!”
Reza menoleh dan terkejut melihat Bian. Seketika emosinya meledak. “Lo masih berani dateng ke kantor gue?!”
Bian menatap Reza dengan mata tajam. “Gue cuma mau tahu... kenapa lo laporin gue dulu?”
Reza menahan amarah. “Itu tanggung jawab gue. Lo bisa hidup tenang setelah nabrak orang?!”
Bian menggertakkan rahangnya. “Hidup gue hancur sejak hari itu. Dan alasan gue balik ke Jakarta cuma satu… GUE MAU LO IKUT HANCUR JUGA, REZ