Artificial intelligence (AI) dirancang sebagai solusi untuk memudahkan pekerjaan manusia. Namun, seiring berjalannya waktu, mulai muncul kekhawatiran bahwa AI akan menjadi bumerang apabila terlalu diandalkan.
Sebuah studi oleh Fabrizio Dell'Acqua yang dikutip Big Think telah memaparkan beberapa dampak negatif dari AI. Studi itu membuktikan bahwa rekruter yang menggunakan AI berkualitas tinggi cenderung malas mikir, ceroboh, dan kurang terampil dalam menilai kandidat.
Perekrut tersebut jadi kehilangan beberapa kandidat brilian karena terlalu mengandalkan AI untuk menyeleksi resume atau CV. Mereka bahkan membuat keputusan yang lebih buruk daripada perekrut yang menggunakan AI berkualitas rendah atau tanpa AI sama sekali.
Nah, biar nggak terlalu bergantung dan akhirnya jadi malas mikir karena AI, yuk simak tips menggunakan AI dengan bijak dari teman kumparan di bawah ini.
Tips Menggunakan AI dengan Bijak
Berikut sejumlah tips bijak menggunakan AI dengan menurut teman kumparan agar bisa terhindar dari efek negatif:
1. Menggunakan AI di tahap brainstorming
Member teman kumparan Maria Oktaviani menjelaskan bahwa AI sebaiknya digunakan pada tahap brainstorming saja. Jadikan sebagai teman “ngobrol” untuk menghasilkan ide yang brilian. Lalu, pengaplikasiannya tetap dilakukan oleh diri sendiri agar tak ketergantungan dengan teknologi tersebut.
“Saya biasanya meminta AI memberi beberapa opsi ide atau referensi, lalu saya pilih dan kembangkan sendiri. Dengan begitu, otak tetap dilatih untuk menyaring informasi dan membuat argumen logis,” ucap Maria.
Hal serupa juga dilakukan teman kumparan Fajar Ramadhan. Ia mengungkapkan hanya menggunakan AI untuk brainstorming selama 30 menit.
“Sisanya mikir manual. Jadi otak tetap dilatih dan AI nggak jadi teman ngerjain yang bikin malas,” ujarnya.
2. Tidak menelan mentah-mentah informasi AI
Maria Oktaviani juga menekankan untuk menjadikan AI sebagai asisten dalam pengerjaan tugas, bukan pengganti proses berpikir. Jadi, ketika AI mengerjakan perintahmu, selalu pastikan untuk cross-check fakta dan olah ulang informasinya.
Maria mengingatkan untuk jangan menelan mentah-mentah seluruh jawaban AI. “Dengan begitu, AI menjadi alat bantu, bukan pengganti proses berpikir,” ujarnya.