Istanbul (ANTARA) - Utusan khusus Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff dan menantu Trump sekaligus penasihat Timur Tengah Jared Kushner telah tiba di Mesir, Rabu pagi untuk bergabung dalam pembicaraan gencatan senjata Gaza, demikian menurut laporan media Israel.
"Steve Witkoff dan Jared Kushner telah tiba di Sharm El-Sheikh untuk mengikuti perundingan kesepakatan pembebasan sandera dan mengakhiri perang di Gaza," sebut Channel 12.
Namun demikian belum ada konfirmasi resmi mengenai kedatangan keduanya dari pihak AS maupun Mesir.
Pada Selasa, Trump menggelar pertemuan dengan tim kunci keamanan nasionalnya untuk membahas perkembangan negosiasi Gaza sebelum Witkoff dan Kushner berangkat ke Mesir, lapor Axios.
Mengutip dua sumber yang mengetahui pertemuan tersebut, Axios melaporkan bahwa Kushner dan Witkoff berangkat ke Sharm El-Sheikh pada Selasa dan dijadwalkan tiba pada Rabu pagi.
Laporan itu menyebutkan, pejabat senior AS menyampaikan sikap optimistis namun berhati-hati terhadap peluang tercapainya kesepakatan pekan ini, dan menegaskan bahwa Kushner dan Witkoff tidak akan meninggalkan Mesir tanpa adanya kesepakatan mengenai pembebasan sandera dan penghentian perang.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dijadwalkan tiba di Sharm El-Sheikh pada Rabu untuk bergabung dalam perundingan gencatan senjata antara kelompok Palestina Hamas dan Israel.
Hamas dan Israel telah menggelar hari kedua negosiasi tidak langsung di Sharm El-Sheikh pada Selasa untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan berdasarkan rencana Gaza yang diusulkan Trump.
Trump mengumumkan proposal berisi 20 poin pada 29 September, yang mencakup pembebasan seluruh sandera Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina, gencatan senjata, pelucutan senjata Hamas, serta pembangunan kembali Jalur Gaza. Secara prinsip, Hamas telah menyatakan kesediaannya terhadap rencana tersebut.
Sejak Oktober 2023, militer Israel telah menewaskan hampir 67.200 warga Palestina di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan yang tiada henti telah membuat wilayah kantong tersebut nyaris tidak layak huni dan menyebabkan pengungsian massal, kelaparan, serta penyebaran penyakit.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Pemimpin Hamas tuntut jaminan nyata akhir perang Israel di Gaza
Baca juga: ICRC: Gencatan senjata permanen akan akhiri siklus kematian di Gaza
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.