Liputan6.com, Jakarta Penyebab hidung tersumbat membuat pernapasan terasa berat dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini bisa muncul secara tiba-tiba atau bertahap, tergantung faktor pemicu.
Selain flu atau pilek, penyebab hidung tersumbat juga bisa berasal dari alergi, sinusitis, polip hidung, atau iritasi udara seperti debu dan asap rokok. Setiap penyebab memerlukan penanganan berbeda.
Mengetahui penyebab hidung tersumbat penting agar langkah perawatan lebih tepat. Cara sederhana di rumah, seperti menghirup uap hangat atau menggunakan semprotan saline, bisa membantu meredakan gejala.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang penjelasan lengkap penyebab hidung tersumbat.
Infeksi Pernapasan Pemicu Hidung Tersumbat
Mengutip buku berjudul Mengatasi Hidung Mampet pada Semua Usia (2024) oleh Kurnia Puspita, hidung tidak hanya berfungsi sebagai alat penciuman tetapi juga memiliki peran penting lainnya yaitu pernapasan, penciuman, produksi lendir, resonansi suara, membantu sirkulasi udara hingga proteksi.
Infeksi pada saluran pernapasan merupakan salah satu penyebab hidung tersumbat yang paling umum. Beberapa kondisi yang sering muncul meliputi:
- Infeksi virus – Pilek biasa dan influenza dapat memicu peradangan pada selaput lendir hidung. Akibatnya, pembuluh darah membengkak dan produksi lendir meningkat, sehingga pernapasan terasa tidak nyaman.
- Rinitis – Baik alergi maupun non-alergi, rinitis menyebabkan hidung berair dan tersumbat. Pilek biasa bahkan merupakan penyebab paling umum dari sinusitis akut, yang menambah ketidaknyamanan.
- Sinusitis – Infeksi sinus dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, atau alergi. Gejala yang muncul biasanya berupa hidung tersumbat, nyeri atau tekanan di wajah, dan kadang disertai demam, yang dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Mengetahui infeksi sebagai penyebab utama hidung tersumbat membantu dalam menentukan langkah perawatan yang tepat, mulai dari perawatan di rumah hingga penanganan medis jika diperlukan.
Alergi dan Iritan Lingkungan sebagai Penyebab Utama
Menurut Portnoy (2015) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati Vol. 4 No. 2 November 2021, alergi atau reaksi hipersensitivitas terjadi akibat adanya respon yang berlebihan dari tubuh terhadap suatu alergen.
Menurut Mangguang et al., (2016) dari sumber yang sama, reaksi alergi terjadi diawali oleh adanya mekanisme immunologis yaitu terjadinya induksi oleh Immunoglobulin E (IgE) yang spesifik terhadap alergen.
IgE tersebut akan berikatan dengan sel mast, hal tersebut menyebabkan pelepasan histamin kedalam darah oleh sel mast. Histamin merupakan mediator primer yang terlibat dalam reaksi alergi.
Reaksi alergi merupakan salah satu penyebab hidung tersumbat yang paling umum, memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Rinitis alergi atau hay fever terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap alergen tertentu, sehingga melepaskan histamin yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran hidung. Alergen yang umum meliputi serbuk sari, tungau debu, bulu hewan peliharaan, dan jamur.
Selain alergi, rinitis non-alergi juga dapat memicu hidung tersumbat tanpa adanya alergen spesifik. Beberapa pemicu utama meliputi:
- Iritan lingkungan – asap rokok, parfum, debu, dan polusi udara seperti knalpot kendaraan.
- Perubahan cuaca – suhu atau kelembaban ekstrem dapat menyebabkan hidung bereaksi dan tersumbat.
- Faktor hormonal – perubahan hormon selama pubertas atau kehamilan meningkatkan aliran darah di hidung, membuat lapisan hidung membengkak.
Beberapa obat-obatan tertentu juga dapat menimbulkan efek samping berupa hidung tersumbat, misalnya obat tekanan darah tinggi, disfungsi ereksi, atau obat depresi.
Penggunaan semprotan hidung dekongestan secara berlebihan, konsumsi makanan pedas, dan alkohol juga dapat memperburuk kondisi ini pada beberapa individu. Mengetahui pemicu spesifik membantu dalam mengelola gejala dan memilih strategi pencegahan yang tepat.
Kelainan Struktural Hidung yang Mempengaruhi Pernapasan
Selain infeksi dan alergi, hidung tersumbat juga dapat disebabkan oleh kelainan struktural di dalam hidung itu sendiri. Beberapa kelainan struktural yang umum meliputi:
- Deviasi septum – kondisi di mana septum hidung, dinding pemisah kedua lubang hidung, tidak berada di tengah. Deviasi ini bisa bawaan lahir atau akibat cedera, sehingga salah satu saluran hidung menjadi lebih sempit dan pernapasan terganggu.
Menurut Serifoglu I, Oz II, Damar M, Buyukuysal MC, Tosun A, Tokgöz Ö (2017) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di SCIENA, Vol III No 4July 2024, septum deviasi adalah ketika septum tidak lurus di tengah sehingga salah satu atau kedua rongga hidung membengkok, menyebabkan rongga hidung menyempit.
Parameter morfologi fasial seperti jarak interalveolar dan akan dipengaruhi oleh septum deviasi. Jarak rotasi rahang atas, yang menyebabkan perubahan kompensasi pada dinding hidung lateral dan deviasi septum yang dikaitkan dengan asimetri di dasar hidung dan area palatal.
- Polip hidung – pertumbuhan lunak non-kanker pada lapisan hidung atau sinus. Polip sering muncul pada individu dengan asma, alergi, atau infeksi berulang, dan dapat menyumbat aliran udara, sehingga membuat pernapasan lebih sulit.
- Adenoid membesar – jaringan limfa di belakang hidung dan tenggorokan yang membesar, terutama pada anak-anak. Pembesaran adenoid dapat menyulitkan pernapasan melalui hidung, m...