Liputan6.com, Jakarta Jembatan Shiratal Mustaqim salah satu film horor yang siap tayang di bioskop Indonesia pekan ini, mulai Kamis (9/10/2025). Film ini diperkuat performa Imelda Therinne, Raihan Khan, dan Aghus Kuncoro.
Nama lain yang memperkuat Jembatan Shiratal Mustaqim yakni Eduwart Manalu hingga Rory Asyari. Film ini menyita perhatian publik karena isu terancam batal tayang karena ada pihak yang tersinggung.
Maklum, Jembatan Shiratal Mustaqim mengusung tema kasus korupsi dana bantuan untuk warga terdampak bencana. Seperti diketahui, populasi kasus korupsi terus menanjak dalam beberapa tahun terakhir hingga jadi sorotan publik.
Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkum 6 fakta di balik film Jembatan Shiratal Mustaqim berdasarkan wawancara eksklusif dengan Imelda Therinne dan Eduwart Manalu di Gedung KLY Jakarta, baru-baru ini.
Film genre horor religi karya sutradara Indonesia akan tayang di empat negara. Film berjudul Makmum karya Riza Pahlevi ini akan tayang serentak pada 15 Agustus 2019.
1. Belajar Nyetir Truk
Dalam Jembatan Shiratal Mustaqim, Imelda Therinne memerankan Laras, istri Malik (Rory Asyari). Ia menggambarkan Laras sebagai karakter tegar, pejuang, dan berpendirian kuat. Demi peran Laras, Imelda Therinne belajar menyetir truk.
“Aku dapat kesempatan nyetir truk lo. Aku latihan, aku pengin banget bisa menyetir truk itu. Aku dua kali latihan biar lancar, ingin mengerem, terus mundur, itu menurutku adegan keren sih,” kata bintang film Belenggu.
2. Tumbuhkan Kumis dan Jenggot
Eduwart Manalu sebagai eksekutor dan tangan kanan koruptor yang bertugas memuluskan jalan supaya tak ada hambatan. Ia lebih banyak bertemu Laras dan anaknya supaya sepak terjang sang koruptor tak ada halangan. Untuk peran ini dibutuhkan perubahan penampilan.
“Kalau saya harus menumbuhkan kumis dan jenggot. Memang jatuhnya jadi kayak penjagal. Jadi, look-nya harus menyeramkan. Kumis memanjang sampai menutupi sebagian bibir. Memang kelihatan seram, kayak eksekutor atau aljogo,” Eduwart Manalu menjelaskan.
3. Kesan Pertama Setelah Baca Naskah
Kesan pertama setelah tuntas baca naskah, Imelda Therinne menyimpulkan, Jembatan Shiratal Mustaqim menyuguhkan perspektif berbeda. Tokoh Laras mewakili banyak kaum hawa, ingin keluarga bahagia, ideal, dan hidup berkecukupan. Punya suami dengan karier mentereng.
“Di film ini, (mulanya) terlihat bahwa ini keluarga ideal banget. Ternyata, kebahagiaan itu ada harganya. Bisa jadi sebuah ujian juga bagi manusia. Ketika tragedi terjadi, mengguncang keluarga Laras, dia mulai mempertanyakan (bahagia),” Imelda Therinne mengulas.
4. Pesan Menohok untuk Koruptor
Eduwart Manalu menyadari isu yang diusung Jembatan Shiratal Mustaqim sangat aktual sekaligus faktual. Korupsi menjadi tantangan bagi pemerintahan banyak negara termasuk Indonesia. Ia pun mengirim pesan menohok untuk para koruptor.
“Kamu ngumpulin harta banyak-banyak memang bakal dibawa (mati)? Pada akhirnya, lo mengumpulkan harta segala macam yang lo bawa nanti amal perbuatan dan doa kok. Jadi buat para koruptor, sudahlah setop!” Eduwart Manalu menyampaikan.
5. Tak Bermaksud Menghakimi Siapapun
Imelda Therinne menilai Jembatan Shiratal Mustaqim bukan sekadar film religi. Ini film tentang manusia yang menyentuh ranah keluarga, petualangan dan perjalanan hidup. Naskahnya tidak bermaksud menghakimi pihak-pihak tertentu.
“Film ini tidak menghakimi siapapun bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan. Yang membedakan manusia satu dengan yang lain bagaimana bertanggung jawab atas kesalahan. Langkah-langkah berani itu butuh perjuangan dan pengorbanan,” urainya.