
PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli), perusahaan e-commerce di Indonesia, mencatat pertumbuhan pendapatan neto sebesar Rp6,9 triliun pada semester I 2025. Angka ini naik 22% secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama Blibli Kusumo Martanto menjelaskan, kenaikan ini ditopang oleh peningkatan volume transaksi di segmen ritel dan e-commerce seiring pulihnya daya beli masyarakat pascapandemi covid-19.
"Kami terus memperkuat posisi sebagai ekosistem perdagangan omnichannel terdepan, menghubungkan konsumen dan institusi dengan pengalaman belanja yang menyenangkan," ujarnya dalam keterangan resmi.
Beberapa indikator utama turut menunjukkan hasil positif, antara lain take rate meningkat menjadi 8,6% naik 72 basis poin (bps) yoy, berkat strategi penetapan harga yang lebih efisien pada produk elektronik dan gaya hidup. Lalu, gross profit before discount (GPBD) tumbuh 4,8% yoy menjadi Rp5,4 triliun dengan kontribusi lebih besar dari segmen ritel. Ebitda konsolidasi juga meningkat 40 bps (yoy), menandakan efisiensi operasional yang semakin baik.
Blibli terus memperluas jaringan ritel dengan penambahan 223 toko elektronik konsumen, 58 gerai supermarket, serta 36 pusat pengalaman home & living, menjadikan total titik penjualan nasionalnya melampaui 1.000 lokasi.
Blibli juga menegaskan komitmennya terhadap model hub and spoke, yang mengintegrasikan platform digital, logistik, dan jaringan ritel fisik. Saat ini, perusahaan mengoperasikan 13 gudang modern seluas 200.000 meter persegi, 19 hub operasional, serta sistem pengiriman terintegrasi yang mencakup 90% wilayah Indonesia.
Dari sisi distribusi, Blibli memiliki dominasi kuat di Pulau Jawa dengan 37 toko di Jakarta, serta kehadiran signifikan di Sumatra (20 toko), Sulawesi (7), dan Bali (3).
Kerja sama dengan merek global seperti Samsung dan Apple turut memperkuat ekosistem omnichannel, termasuk peluncuran Galaxy S25 Series dan iPhone 16 Series melalui 78 Samsung Store, 22 Helo Store, dan platform daring Blibli.
"Kami tidak hanya menjual produk, tetapi juga menghadirkan gaya hidup," ujar Kusumo.
Dalam kesempatan yang sama, manajemen Blibli juga memaparkan agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 11 Juni 2025. Agenda tersebut mencakup persetujuan laporan keuangan, pembagian dividen, serta program Employee Stock Option Plan (ESOP) bagi karyawan.
Langkah ini diharapkan memperkuat struktur modal dan mendukung pengembangan teknologi berbasis AI/ML untuk personalisasi pengalaman belanja.
Dengan dukungan investor institusional dan valuasi pasar yang stabil, Blibli menargetkan pertumbuhan pendapatan 20–25% sepanjang 2025. Meski demikian, perusahaan tetap mewaspadai tantangan seperti kompetisi global dan regulasi privasi data.
"Kami siap menghadapi era digital berikutnya dengan fondasi omnichannel yang kokoh," tutur Kusumo. (E-1)