Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI Hery Gunardi mengatakan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) turut menekan biaya dana perbankan, serta mendukung efisiensi dan ekspansi kredit.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi di level 5 persen, atau penurunan ke empat kalinya sepanjang tahun 2025.
"Sepanjang tahun 2025, BI sudah menurunkan 100 bps, sekarang BI rate mencapai angka 5 persen diikuti juga dengan suku bunga antar bank yang juga turun ke angka 4,68 persen pada posisi 20 Agustus 2025," ujar Hery dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis.
Hery mengatakan kebijakan BI mencerminkan pro growth dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional ke depan, yang diperkirakan tetap terjaga didukung oleh kebijakan akomodatif dari regulator dan pemerintah.
Dari sisi outlook perbankan, pihaknya melihat likuiditas perbankan membaik seiring dengan kenaikan dana pihak ketiga (DPK) dan menurunnya suku bunga acuan.
Ia mengungkapkan pertumbuhan DPK menguat sebesar 7 persen year on year (yoy) pada Juli 2025, sementara Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan menurun ke angka 86,5 persen, yang menandakan ruang intermediasi terjaga dengan baik.
"Rasio alat likuiditas terhadap DPK meningkat sebesar 27,1 persen, yang memperlihatkan kesiapan perbankan dalam memenuhi kebutuhan likuiditas," ujar Hery.
Dalam RDG Agustus 2025, BI memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi di level 5 persen, atau penurunan ke empat kalinya sepanjang tahun 2025.
Namun demikian, BI mencatat penurunan suku bunga kredit perbankan masih berjalan lambat pasca penurunan BI-Rate total sebesar 100 bps sejak September 2024.
BI memandang suku bunga kredit perbankan perlu terus menurun sehingga dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Pada Juli 2025, suku bunga kredit tercatat sebesar 9,16 persen, masih relatif sama dengan bulan sebelumnya," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
BI juga memberi sinyal pemangkasan suku bunga acuan (BI-Rate) lanjutan usai dipangkas sebanyak empat kali sejak awal tahun ini masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) pada Januari, Mei, Juli dan Agustus 2025.
Perry mengatakan bahwa bank sentral meyakini tingkat inflasi, terutama inflasi inti pada 2025 dan 2026 akan tetap rendah di kisaran 2,5 persen.
Baca juga: BI: Transmisi BI-Rate ke suku bunga bank mulai terjadi tapi belum kuat
Baca juga: BI beri sinyal pemangkasan BI-Rate lanjutan usai dipangkas empat kali
Baca juga: Ekonom nilai masih ada ruang pemangkasan BI Rate 50 bps di sisa 2025
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.