Ruang kelas biasanya identik dengan pelajaran akademis dari guru kepada murid. Namun, tidak dengan murid di SD Negeri Kras 2, Desa Kras, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Mereka tidak hanya mendapatkan pelajaran secara akademis. Melainkan juga keterampilan menyetrika baju.
Adalah Muhammad Vicky Adi Purba biasa dipanggil Piki Purba (29 tahun) yang mengajarkan hal tersebut. Sedianya, dia adalah guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar untuk murid kelas 1 sampai 6.
Piki menyebut bahwa tambahan pelajaran tersebut merupakan implementasi dari nilai asmaulhusna yang diajarkannya.
"Sebenarnya kegiatan ini sub di materi implementasi nilai-nilai asmaulhusna tentang kemandirian, Jadi ini itu dulu masuk program saya P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) sekarang sudah berganti dengan kokurikuler, jadi masuknya di situ," ucapnya.
Keahlian itu diajarkannya kepada murid perempuan dan laki-laki. Mereka diajarkan menggunakan alat setrika secara langsung yang dibawa masing-masing dari rumah.
"Jadi tidak ada lagi kata malu anak-anak sekarang," ucapnya.
"Harapan saya, anak laki-laki itu jangan sampai malu pegang setrika," imbuh Piki.
Pria yang menjadi guru sejak pertengahan tahun 2022 itu menyebut ide mengenai pembelajaran itu berasal dari pengalaman pribadinya.
"Terus terang pengalaman pribadi dari kecil, saya sudah terbiasa kayak nyuci piring, menyapu, terus mencuci baju dan setrika. Karena ini tanggung jawab masing-masing," ucap Piki.
Selain menyetrika baju, murid juga diajarkan skill lain seperti mencuci.
"Kalau dari pelajaran agama yang sudah saya terapkan kayak belajar azan dan ikamah. Kalau life skill yang lain, sempat sebenarnya tapi tidak saya kontenkan dulu pernah mencuci kaus kaki," ungkap Piki.
"Jadi saya ajarin mencuci kaus kakinya masing-masing. Jadi saya suruh bawa kaus kaki double, kan ringan kaus kaki dibawa ke sekolah," sambungnya.
Program yang merupakan inisiatif dari Piki tersebut sudah dilaksanakan pada Januari tahun 2025.
Menurut dia, pihak sekolah telah melakukan persetujuan atas program yang dilakukannya itu. "Sudah [disetujui], di awal Januari. Karena ini program praktik saya terapkan 1 semester, 1-2 kali," tutup Piki.