
KONTAK Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, bersama Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Kelompok Tani menyelenggarakan rapat koordinasi penyusunan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi 2026.
Rapat koordinasi penyusunan RDKK digelar di Aula Mandiri Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten, Kamis (9/10), dihadiri Kepala DKPP Iwan Kurniawan dan PT Pupuk Indonesia beserta mitra PT Langgeng Asri Makmur (LAM) Klaten.
Ketua KTNA Kabupaten Klaten, Maryanto, mengatakan rapat koordinasi penyusunan RDKK 2026 bersama Koordinator PPL dan Kelompok Tani se-Kabupaten Klaten, adalah dalam rangka mendata kebutuhan pupuk bersubsidi, selain untuk memastikan distribusi tepat sasaran.
“Penyusunan RDKK pupuk bersubsidi yang berlangsung dengan penuh semangat tersebut, diikuti 215 PPL dan Kelompok Tani se-Kabupaten Klaten. Dalam rapat koordinasi ini, KTNA menghadirkan narasumber berkompeten dari DKPP Klaten, PT Pupuk Indonesia, dan PT LAM,” jelasnya.
Pokok pembahasan dalam rapat koordinasi penyusunan RDKK 2026, adalah rencana penggunaan pupuk berimbang bagi kebutuhan kelompok tani di Klaten. Sementara, alokasi pupuk subsidi di Kabupaten Klaten 2025, pupuk Urea 22.500 ton, NPK 16.250 ton, dan Organik 600 ton.
Kepala DKPP Klaten, Iwan Kurniawan, dalam arahannya kepada peserta rapat penyusunan RDKK 2026 mengatakan bidang pertanian khususnya ketahanan pangan di Kabupaten Klaten masuk dalam visi misi Bupati 2025-2029. Pun, di dalamnya ada program pupuk murah dan mudah diperoleh petani.
Terkait dengan penggunaan pupuk berimbang dalam penyusunan RDKK, perlu dipahami bersama bahwa penggunaan pupuk organik belum meluas di Kabupaten Klaten. Terbukti, RDKK 2025 pupuk organik hanya teralokasi 600 ton di satu wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Tulung.
“Nah, harapan kami kelompok tani di Kabupaten Klaten mulai sekarang go organic, dan tidak hanya cenderung menggunakan pupuk kimia. Karena, manfaat pupuk organik itu sangat besar, terutama untuk meningkatkan kesuburan tanah,” kata Kepala DKPP Klaten.
Perlu juga dipahami, bahwa dengan menggunakan pupuk organik tingkat kekebalan tanaman sangat tinggi. Selain itu, unsur hara dalam tanah menjadi lebih baik. Sehingga, jika media tanah bagus serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), seperti hama tikus berkurang.
“Jadi, teknik budidaya tanaman padi yang benar tidak menggunakan pupuk kimia yang berlebihan. Selain harga mahal, tanaman mudah terserang hama penyakit. Nah, untuk menjaga produktivitas tanaman, kelompok tani kami harapkan mulai sekarang gunakan pupuk organik,” ujarnya. (E-2)