
TIMNAS Indonesia menunjukkan grafik performa yang lebih baik dibanding dua lawannya di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yakni Arab Saudi dan Irak. Meski kedua tim tersebut sama-sama pernah mencicipi putaran final Piala Dunia (Irak pada 1986 dan Arab Saudi sebanyak enam kali dalam delapan edisi terakhir), kali ini, Indonesia datang dengan optimisme dan perkembangan yang kian pesat.
Skuad Garuda Lebih Stabil
Dari segi peningkatan peringkat FIFA hingga kualitas permainan, skuad asuhan Patrick Kluivert tampil semakin solid dan menarik untuk disaksikan.
Memang benar, Irak dua kali menaklukkan Indonesia di babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertemuan terakhir terjadi di Jakarta, 6 Juni 2024, ketika Garuda kalah 0–2. Dalam sembilan pertemuan, Irak pun belum pernah kalah dari Indonesia.
Namun setelah kemenangan di Jakarta itu, grafik Irak justru menurun. Dalam 11 laga terakhir kualifikasi, Irak hanya mencatat 5 kemenangan, 3 seri, dan 3 kekalahan, sedikit lebih baik dari Indonesia yang meraih 4 kemenangan, 3 seri, dan 4 kekalahan. Selisih tipis ini menunjukkan bahwa jarak kualitas antara keduanya semakin mengecil.
Perbandingan Grup dan Lawan
Situasi menjadi lebih menarik jika melihat konteks grup. Indonesia berada di grup berat bersama Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain, dan Tiongkok, tim-tim yang secara peringkat jauh di atas Garuda.
Sementara itu, Irak yang kini berada di peringkat tujuh Asia hanya menghadapi satu tim di atasnya, Korea Selatan, dan selalu kalah setiap kali bertemu.
Sebaliknya, Indonesia justru mampu mencetak kemenangan melawan tim-tim berperingkat lebih tinggi, termasuk Arab Saudi, yang secara level sejajar dengan Irak.
Statistik Terbaru: Indonesia Lebih Konsisten
Dalam lima laga terakhir, performa Indonesia tampak lebih konsisten: 4 kali menang dan 1 kali kalah. Bandingkan dengan Irak yang hanya mencatat 1 kemenangan, 1 imbang, dan 3 kekalahan, termasuk kekalahan dari Arab Saudi di Piala Teluk.
Irak bahkan tidak menggelar laga uji coba setelah babak ketiga usai, sedangkan Indonesia aktif melakukan dua pertandingan pemanasan melawan Taiwan dan Lebanon.
Penurunan itu juga tercermin pada peringkat FIFA. Setelah sempat naik ke posisi 55 usai mengalahkan Indonesia pada Juni 2024, Irak kini turun ke peringkat 58.
Sebaliknya, Indonesia justru meroket dari peringkat 134 ke 119 hanya dalam satu tahun, berkat hasil positif melawan lawan-lawan kuat di atasnya.
Arab Saudi Alami Stagnasi
Sementara itu, Arab Saudi yang dilatih Hervé Renard cenderung stagnan di kisaran peringkat 58–59 dunia. Sejak dikalahkan Indonesia 2–0 di Jakarta pada 19 November 2024, mereka hanya mampu meraih dua kemenangan di ajang kualifikasi.
Dalam lima laga terakhir, performa Saudi bahkan kurang meyakinkan: 1 menang, 2 seri, dan 2 kalah, termasuk hasil imbang 1–1 melawan Trinidad & Tobago (peringkat 102 dunia) di ajang Piala Emas Concacaf.
Optimisme Garuda
Dengan tren tersebut, Indonesia punya alasan kuat untuk percaya diri menghadapi kembali Arab Saudi dan Irak.
Saudi gagal menang dalam dua pertemuan terakhir dengan Indonesia, bahkan sempat kalah di Jakarta, padahal sebelumnya mereka hampir selalu unggul (11 kemenangan dari 12 laga).
Jika Garuda bisa menumbangkan Arab Saudi, mengapa tidak melakukan hal serupa terhadap Irak?
Meski Irak masih unggul dalam rekor pertemuan (8 kemenangan dari 9 laga), grafik performa mereka kini tak sekuat dulu. Dengan tren positif dan kepercayaan diri yang meningkat, Indonesia berpeluang mengulang kejutan seperti saat menumbangkan Arab Saudi 2–0 di Stadion Gelora Bung Karno tahun lalu.
Dengan perkembangan pesat dalam setahun terakhir, bukan tidak mungkin Garuda mampu mencetak sejarah baru lolos Piala Dunia 2026. Selamat Berjuang! (Ant/P-4)