
SETAHUN usai rilis dan suksesnya film Agak Laen yang meraih 9 juta lebih penonton, Imajinari kembali dengan waralaba Agak Laen lewat film Agak Laen: Menyala Pantiku!. Film ini akan tayang mulai 27 November di bioskop.
Film ini masih ditulis dan disutradarai oleh Muhadkly Acho, diproduseri Ernest Prakasa dan Dipa Andika, serta dibintangi kuartet Agak Laen yakni Bene Dion, Boris Bokir, Indra Jegel, dan Oki Rengga. Di film terbarunya, Acho membawa panti jompo sebagai latar utama film. Dalam penulisannya, ide dan pengembangan cerita juga turut dikembangkan bersama produser Ernest Prakasa dan Bene Dion.
Di film Agak Laen: Menyala Pantiku!, Acho ingin mengajukan paradoks tentang pengejaran seorang buron di sebuah panti jompo. Tempat yang sepertinya bukan menjadi pilihan dalam investigasi oleh para detektif dalam mencari buron pembunuh.
Film ini mengikuti kisah empat detektif ‘culun’. Setelah berulang kali gagal menjalankan misi, detektif Bene, Boris, Jegel, dan Oki diberi satu kesempatan terakhir, menyamar dan menyusup ke sebuah panti jompo, untuk mencari buronan kasus pembunuhan anak wali kota.
“Paling susah itu saat menentukan cerita, mau ke mana. Kami memutuskan mau ke panti jompo, lalu ada bumbu investigasi, jadi lebih lancar. Memang berat di awal. Menentukan tema cerita kali ini mau ke mana arahnya. Setelah ketemu lebih lancar,” kata Ernest Prakasa saat konferensi pers perilisan trailer Agak Laen: Menyala Pantiku! di XXI Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (8/10).
Dengan latar utama panti jompo, Acho merasa tertantang. Salah satu kesulitannya adalah mencari tempat yang menjadi lokasi syutingnya, yakni panti jompo. Selain itu juga jalannya produksi tidak mengganggu penghuni panti. “Dari 10 pilihan pertama buronan ngumpet, (panti jompo) enggak jadi pilihan,” kata Muhadkly Acho.
Tak hanya itu, dengan film ini, secara tidak langsung Acho juga mengangkat sisi lain panti jompo yang selama ini cukup sering muncul di film bergenre horor maupun thriller. Digambarkan sebagai sebuah tempat yang dingin dan misterius.
“Panti jompo selain punya kedekatan dengan masyarakat, ada kehangatan dan keunikan. Hampir tidak ada film komedi menggunakan panti jompo menjadi sajian utamanya. Biasanya di film horor, thriller, sesuatu yang gelap. Ada sisi lain dari panti jompo,” ungkap Acho.
Saat riset ke panti jompo, Acho juga menemukan para lansia yang memiliki semangat hidup tinggi. Mereka memandang panti jompo bukan sebagai tempat pengasingan. Tapi rumah baru untuk bertemu dengan orang baru dan melanjutkan hidup.
“Kami menaruh hormat ke penghuni panti jompo. Ketika memadukan dengan premis yang kami punya, jadi ketemu. Ini pilihan tepat di antara yang lainnya saat brainstorm awal. Kami cari apa konfliknya sehingga ada di panti jompo, dan jadi area bermain yang menyala. Ada banyak yang terkuak di sana, misteri dan drama tersembunyi jadi aset yang menyenangkan,” lanjut Acho.
Selain Bene Dion, Boris Bokir, Indra Jegel, dan Oki Rengga film ini juga dibintangi di antaranya oleh jajaran komika seperti Gita Bhebhita, Boah Sartika, dan Priska Baru Segu. Tissa Biani, Ayushita, Jajang C Noer, Egi Fedly, Tika Panggabean, Ariyo Wahab, dan Surya Saputra juga turut membintangi film ini. Komedian senior Jarwo Kwat serta aktor kawakan Malaysia Chew Kin Wah juga ikut hadir.(M-2)