KETUA Komisi VIII DPR Marwan Dasopang meyakini ada unsur kelalaian dalam insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Bangunan ponpes itu roboh pada pekan lalu, Senin, 29 September 2025.
“Kalau kita bertanya apakah ini ada kesalahan, kelalaian, tentu iya. Dapat dipastikan ya struktur bangunannya kurang memadai,” ucap Marwan di Kompleks MPR/DPR, Senin, 6 Oktober 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyatakan unsur kelalaian itu bukan saja berada di Ponpes Al Khoziny. Namun, otoritas yang menganggap bangunan itu layak juga perlu ditelusuri.
Menurut Marwan, semua bangunan membutuhkan penerbitan Izin Mendirikan Bangunan atau IMB. Ponpes pun semestinya diberikan panduan ihwal pembangunan gedung untuk kepentingan keamanan.
“Nah, ternyata kita juga membiarkan itu, membiarkan pesantren membangun sendiri tanpa diawasi,” kata Marwan.
Komisi VIII DPR lantas meminta segera dilakukan pembenahan. Apabila ada bangunan yang menurut penilaian dan kajian teknik sipil tidak memadai, maka bangunan itu perlu segera dibenahi.
“Saya kira ini ya kembali lagi, kalau diusut ya pesantren salah, tapi pemerintah juga salah, tidak mengawasi,” ujar Marwan. “Termasuk juga kami-kami ini Komisi VIII kenapa tidak memberi dukungan.”
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Singgih Januratmoko mendesak pengusutan insiden ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny secara komprehensif. Menurut Politikus Golkar ini, peristiwa yang menimbulkan korban jiwa atau luka, terlebih di lingkungan pendidikan, layak ditelusuri baik secara teknis maupun hukum.
“Kalau ada unsur kelalaian, tentu perlu diusut sesuai hukum,” kata Singgih melalui keterangan pers, Senin.
Namun, Singgih menekankan pendekatan hukum harus proporsional dan tidak reaktif. Bagi dia, pendekatan hukum harus lebih menitikberatkan pada upaya perbaikan sistem keselamatan bangunan pendidikan keagamaan. “Yang lebih penting adalah memastikan peristiwa ini menjadi pembelajaran nasional,” ujar Singgih. "Fokus utama kita adalah keselamatan santri, bukan mencari kambing hitam.”
Pada Senin, 29 September lalu, bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, roboh. Ketika itu ratusan santri tengah melaksanakan salat asar berjamaah di lantai yang difungsikan sebagai musala. Hingga kini, setidaknya 54 orang dinyatakan tewas dalam insiden itu.