Liputan6.com, Jakarta Salah satu film Indonesia yang akan berlaga di bioskop mulai 16 Oktober 2025 adalah Jangan Panggil Mama Kafir. Diproduksi Maxima Pictures, film ini menempatkan Michelle Ziudith dan Giorgino Abraham sebagai pemeran utama.
Topik Jangan Panggil Mama Kafir terbilang berani yakni pernikahan dua insan beda agama. Pasutri ini kemudian dikaruniai anak perempuan. Anak ini lantas mengikuti keyakinan sang ayah. Takdir berkata lain. Sang ayah meninggal dunia.
Berikut sinopsis film Jangan Panggil Mama Kafir. Pertemuan Maria (Michelle Ziudith) dan Fafat (Giorgino Abraham) di gereja pada malam Natal, membuat takdir mereka berubah. Terlanjur cinta, Maria dan Fafat akhirnya menikah.
Rumah tangga ini dikaruniai seorang putri, Laila (Humaira Jahra). Ketika Laila belum genap berusia setahun, Fafat meninggal akibat kecelakaan. Maria membesarkan Laila sesuai ajaran Islam yang pernah dijanjikan kepada mendiang suami.
Film 'Penyalin Cahaya' berhasil merebut 12 Piala Citra pada Festival Film Indonesia 2021. Film garapan sutradara Wregas Bhanuteja ini bakal tayang 13 Januari 2022 di Netflix.
Giorgino Abraham dan Fafat
Seiring waktu, ibunda Fafat, ustazah Habibah (Elma Theana) melihat upaya Maria dalam mendidik Laila dengan ajaran Islam masih kurang. Karenanya, ia ingin mengambil dan mendidik sendiri cucunya. Konflik pun meruncing.
Dalam wawancara eksklusif dengan Showbiz Liputan6.com, Jakarta, baru-baru ini, Giorgino Abraham menjelaskan, Fafat berasal dari keluarga baik-baik dengan fondasi agama kuat. Untuk mendalami peran ini memang tak mudah.
Berasal Dari Keluarga Islami
“Karakter aku berasal dari keluarga Islami, kuat agamanya. Aku harus serius melakukan riset dan mengobrol dengan sutradara. Mau seperti apa karakter aku dibentuk,” beri tahu Giorgino Abraham.
“Ini benar-benar menunjukkan sisi toleransi luar biasa dalam keluarga. Berangkat dari ‘rumah’ yang berbeda. Untuk mencocokan kebiasaan, pola pikir, dan ajaran yang berbeda itu butuh toleransi,” ulasnya.
Pengantar Penting Bagi Jalan Cerita
Terkait alur cerita Jangan Panggil Mama Kafir, Giorgino Abraham menilai relasi keluarga terutama cinta ibu dan anak adalah segalanya. Film ini memotret pertalian ibu dan anak itu dengan lembut sekaligus kuat dengan pilar drama yang dibangun detail.
“Fafat sendiri tidak banyak muncul, tapi justru menjadi pengantar penting bagi jalan cerita. Yang membuatku tertarik bagaimana Fafat menunjukkan cinta tanpa paksaan serta menghargai perbedaan dengan toleransi tinggi,” urai Giorgino Abraham.