Liputan6.com, Jakarta Menurut Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr. Nastiti Kaswandani, SpA, Subspesialis Respirologi (K), influenza (flu) telah berulang kali menyebabkan pandemi besar yang merenggut jutaan nyawa.
“Influenza yang tidak pernah selesai dari 100 tahun yang lalu, dulu ada sampai pandemi di Spanyol. Apakah influenza itu berbahaya? Iya, sangat berbahaya. Karena kita lihat dari sejarah bahwa pandemi influenza itu menyebabkan kematian. Dua juta, satu juta. Itu ketika terjadi pandemi sampai resources dari layanan kesehatan itu kewalahan, maka korban yang meninggal bisa cukup banyak,” jelas Nastiti.
Sejarah mencatat, Flu Spanyol (1918–1920) menelan korban sekitar 20 juta jiwa, sementara Flu Asia (1957–1958) dan Flu Hongkong (1968–1969) masing-masing menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Bahkan, data terbaru dari CDC Amerika Serikat menunjukkan musim flu 2024–2025 berpotensi menimbulkan 27 ribu hingga 130 ribu kematian.
“Laporan-laporan mengenai masalah flu ini setiap tahun dilaporkan di Badan Kesehatan Dunia (WHO) maupun negara-negara maju. Contohnya CDC, mereka punya laporan bagus bahwa setahunnya itu bisa 3 sampai 5 juta kasus, dan bisa sampai menimbulkan gangguan pernapasan hampir 650 ribu,” tambah Nastiti.
Indonesia memang belum memiliki data komprehensif, namun beberapa rumah sakit sudah melaporkan peningkatan kasus influenza. Kondisi ini memperlihatkan flu bukan penyakit sepele.
“Jadi, ada yang salah kalau menyatakan bahwa flu tidak berbahaya kok, tidak mematikan. Kalau common cold, iya. Tapi kalau flu, dia bisa berbahaya dan bisa mematikan,” tambahnya.