Jakarta (ANTARA) - Pernahkah Anda merasa, waktu perjalanan pulang selalu terasa lebih cepat dibanding saat berangkat saat berpergian? Misalnya, pas pergi ke tempat wisata rasanya sampai ke tempat tujuan sangat lama, tapi waktu pulang tahu-tahu udah sampai rumah saja, meskipun jarak dan rute yang dilewati, sebenarnya hampir sama.
Fenomena ini bukan sekadar perasaan, tapi ada alasan psikologis dan ilmiah di baliknya. Otak manusia ternyata punya cara unik dalam memproses persepsi waktu dan pengalaman, sehingga perjalanan pulang sering kali terasa lebih singkat dari kenyataannya.
Lantas apa alasannya fenomena ini bisa terjadi? Simak penjelasannya berikut ini, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Alasan dan faktor perjalanan pulang bisa terasa lebih cepat
1. Rasa familiar terhadap rute
Salah satu penyebab utama mengapa perjalanan pulang terasa lebih cepat adalah karena kita sudah mengenal jalannya. Saat berangkat menuju suatu tempat, lingkungan di sepanjang rute masih terasa asing sehingga kita perlu memperhatikan arah, tanda jalan, maupun kondisi sekitar dengan lebih teliti.
Namun, ketika pulang, semuanya terasa lebih mudah karena kita sudah hafal jalan yang dilewati. Tanpa perlu terlalu fokus pada navigasi, pikiran menjadi lebih tenang dan rileks. Akibatnya, waktu seolah berjalan lebih cepat karena kita tidak lagi harus berpikir keras tentang arah yang harus diambil.
2. Pengaruh kondisi fisik dan emosional
Ketika berangkat, tubuh biasanya masih tegang atau bahkan lelah karena persiapan perjalanan. Ada pula rasa cemas atau terburu-buru untuk sampai di tujuan tepat waktu. Semua itu bisa membuat kita lebih sadar akan waktu yang berjalan, sehingga perjalanan terasa lebih lama.
Sebaliknya, saat pulang, perasaan biasanya jauh lebih santai. Tujuan sudah tercapai, tubuh mulai rileks, dan pikiran pun lebih tenang. Kombinasi antara kondisi fisik dan emosi yang lebih stabil inilah yang membuat waktu terasa berlalu lebih cepat dalam perjalanan pulang.
3. Perhatian dan pikiran yang teralihkan
Perjalanan pulang sering kali terjadi setelah kita selesai melakukan aktivitas menyenangkan, misalnya berlibur, menghadiri acara, atau bertemu teman. Pikiran kita masih dipenuhi kenangan atau refleksi tentang hal-hal yang baru saja dialami. Karena perhatian teralihkan pada hal-hal tersebut, kita jadi kurang memperhatikan durasi perjalanan. Tanpa disadari, waktu pun terasa melesat begitu cepat.
4. Faktor lalu lintas=
Selain faktor psikologis, hal eksternal seperti kondisi jalan juga bisa mempengaruhi persepsi waktu. Saat berangkat, kita mungkin harus menghadapi kemacetan atau kondisi lalu lintas yang padat, sehingga perjalanan terasa panjang dan melelahkan.
Sementara saat pulang, jalan bisa saja lebih lancar. Ketika kendaraan bergerak lebih cepat tanpa hambatan berarti, otak menafsirkan waktu perjalanan sebagai lebih singkat walaupun jaraknya sama.
5. Perbedaan sikap antara berangkat dan pulang
Ketika berangkat, umumnya kita sedang dikejar waktu dan ingin segera tiba di tempat tujuan. Karena itu, kita cenderung sering mengecek jam dan merasa perjalanan berjalan lambat. Sebaliknya, saat pulang, kita lebih santai dan tidak terburu-buru, sehingga waktu terasa berjalan lebih cepat.
6. Antusiasme untuk kembali ke rumah=
Setelah seharian beraktivitas, perjalanan pulang biasanya disertai perasaan bahagia dan semangat untuk segera sampai di rumah. Ada keinginan untuk beristirahat atau berkumpul dengan keluarga. Menurut laporan NPR News, emosi positif seperti ini dapat membuat persepsi waktu terasa lebih singkat, seolah-olah jarak tempuh pulang lebih dekat dari sebenarnya.
7. Cara otak memproses waktu dan pengalaman
Persepsi otak terhadap waktu ternyata sangat kompleks. Saat bepergian ke tempat baru, otak bekerja ekstra untuk mengenali lingkungan dan memperhatikan banyak hal yang belum dikenal. Karena tingkat kewaspadaan tinggi, waktu terasa berjalan lebih lambat.
Namun ketika pulang, otak sudah mengenali medan perjalanan. Ia tak lagi terlalu fokus atau waspada, sehingga tidak memproses detail perjalanan se-intens saat berangkat. Inilah alasan mengapa perjalanan pulang terasa lebih singkat bukan karena jaraknya lebih dekat, tapi karena otak kita sudah “berdamai” dengan jalannya.
Baca juga: Hal yang perlu diperhatikan komunitas motor saat touring berkelompok
Baca juga: Empat hal yang harus diketahui rider ketika hendak touring
Baca juga: Tips touring sepeda motor lintas negara
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.