Jakarta (ANTARA) - Politikus muda Amerika Serikat (AS), Charlie Kirk, dilaporkan tewas tertembak pada Rabu (10/9/2025) di Utah Valley University, Orem. Insiden penembakan itu terjadi sekitar 20 menit setelah ia menyampaikan pidato bertajuk “The American Comeback”.
Kepergian Kirk menjadi duka mendalam bagi kalangan konservatif di AS. Kabar meninggalnya bahkan langsung diumumkan sendiri oleh Presiden AS Donald Trump. Kirk dikenal memiliki kedekatan dengan ideologi konservatif dan kerap disebut sebagai sekutu dekat dan penting Trump. Dalam pernyataannya di Truth Social, Trump menulis:
"Chalie Kirk yang hebat dan bahkan legendaris telah meninggal dunia. Tidak ada yang memahami atau memiliki hati anak muda di Amerika Serikat lebih baik daripada Charlie Kirk" tulisnya.
Lantas, siapa sebenarnya sosok Charlie Kirk yang dianggap memiliki hubungan erat dengan Presiden AS tersebut? Berikut selengkapnya tentang Charlie Kirk.
Baca juga: Komentator konservatif AS Charlie Kirk terbunuh saat acara universitas
Latar belakang Charlie Kirk
Charlie Kirk dikenal luas sebagai aktivis muda konservatif sekaligus pendiri organisasi Turning Point USA (TPUSA). Ia juga seorang penulis serta figur publik yang kerap disebut memiliki kedekatan politik dengan Donald Trump.
Pria bernama lengkap Charles James Kirk ini lahir pada 14 Oktober 1993 di kawasan pinggiran Chicago. Menganut ajaran Kristen Evangelis, ia kini dikenal sebagai ayah dari dua anak hasil pernikahannya dengan mantan Miss Arizona.
Sejak masa remaja, Kirk sudah menunjukkan minat besar pada dunia politik. Saat masih duduk di bangku SMA, ia aktif mengampanyekan isu-isu kebijakan sekolah, termasuk menentang kenaikan biaya. Kirk sempat menempuh pendidikan di Harper College, namun akhirnya memilih keluar demi fokus meniti karier sebagai aktivis politik.
Tahun 2012 menjadi titik penting ketika ia mendirikan Turning Point USA, organisasi yang bergerak untuk mendorong agenda konservatif di kampus-kampus Amerika. Kirk kemudian menjabat sebagai direktur eksekutif TPUSA, CEO Turning Point Action (TPAction), sekaligus menjadi anggota Council for National Policy (CNP).
Dengan gaya bicara lugas dan keberaniannya dalam memperjuangkan isu-isu ideologi, Kirk menjelma menjadi role model bagi sebagian organisasi mahasiswa konservatif di AS.
Baca juga: Staf ditembak di Peru, Kemlu evaluasi perlindungan KBRI di luar negeri
Kedekatan dengan Donald Trump
Nama Kirk semakin dikenal publik karena hubungannya yang erat dengan Donald Trump. Kedekatan itu bermula pada tahun 2016, saat ia menjadi asisten pribadi Donald Trump Jr., putra sulung Trump. Dari situ, hubungan Kirk dengan keluarga Trump semakin intens.
Kirk bahkan disebut berperan besar dalam mendukung kemenangan Trump, terutama lewat basis massa yang digerakkan TPUSA di negara bagian Arizona. Selama masa kepresidenan Trump, ia kerap terlihat di Gedung Putih dan dikenal sebagai salah satu sosok yang paling vokal membela agenda politik sang presiden.
Gaya retorika-nya yang tajam dan sikap beraninya menentang kebijakan liberal membuat Kirk mendapat sorotan luas. Tak heran, saat kabar kematiannya muncul, Trump sendiri yang langsung menyampaikan duka mendalam melalui pernyataan resmi.
Kasus penembakan Charlie Kirk
Tragedi penembakan menimpa Kirk ketika ia tengah menyampaikan pidato bertema “The American Comeback” di hadapan mahasiswa Utah Valley University. Insiden itu terjadi sekitar 20 menit setelah pidato dimulai, dengan peluru mengenai bagian lehernya.
Saksi mata menyebut pelaku menembak dari jarak lebih dari 100 meter. Hingga kini, penyelidikan masih berjalan, sementara tersangka utama masih buron. FBI turut turun tangan dalam kasus ini dan meminta bantuan informasi dari masyarakat.
“Penyelidikan terus berlanjut, dan kami mengimbau masyarakat yang memiliki informasi untuk segera melapor,” ungkap Kash Patel, Direktur FBI.
Baca juga: Kepolisian Peru mulai investigasi penembakan staf KBRI Lima
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.