
IBUKOTA Ukraina dibombardir semalam dalam serangan udara besar kedua Rusia sejak invasi skala penuh. Serangan ini menewaskan sedikitnya 21 orang, termasuk empat anak, menurut pihak berwenang.
Bangunan milik Uni Eropa dan British Council rusak akibat serangan tersebut, memaksa kedua pihak untuk memanggil diplomat tinggi Rusia di ibu kota mereka. Di antara korban, terdapat anak-anak berusia 2, 14, dan 17 tahun, kata Tymur Tkachenko, kepala Administrasi Militer Kota Kyiv.
Angkatan Udara Ukraina menyatakan Kremlin meluncurkan 629 senjata udara dalam semalam, terdiri dari 598 drone dan 31 rudal. Yuriy Ihnat, kepala komunikasi Angkatan Udara, menyebut ini sebagai “salah satu serangan gabungan terbesar” terhadap Ukraina.
Operasi Militer Terus Berlanjut
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan mereka menargetkan “perusahaan kompleks industri militer dan pangkalan udara” dengan “senjata presisi tinggi.” Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia masih tertarik pada pembicaraan damai, namun operasi militer khusus mereka “terus berlanjut.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan itu sebagai “pembunuhan warga sipil yang mengerikan dan disengaja” melalui unggahan di X. “Rudal dan drone serangan Rusia hari ini adalah jawaban jelas bagi dunia yang telah lama menyerukan gencatan senjata dan diplomasi nyata,” katanya.
Ratusan petugas darurat dikerahkan ke berbagai lokasi, termasuk bangunan misi Uni Eropa di Kyiv. Misi ini, yang berbasis di kota tersebut sejak 1993, bekerja mempromosikan hubungan politik dan ekonomi antara Ukraina dan Uni Eropa.
Kecaman Internasional
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan “terkejut” dengan insiden itu, menyebutnya sebagai “pengingat kelam apa yang dipertaruhkan.” Ia menegaskan Kremlin “tidak segan menakut-nakuti Ukraina, membunuh warga sipil, dan bahkan menarget Uni Eropa.”
Von der Leyen berbicara dengan Zelensky dan Presiden AS Donald Trump menyusul serangan itu, dan menekankan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin “harus kembali ke meja perundingan.” Uni Eropa juga memanggil utusan Rusia di Brussels, menurut Kaja Kallas, diplomat tertinggi blok itu.
Di Inggris, Perdana Menteri Keir Starmer mengecam serangan yang juga merusak bangunan British Council di Kyiv, menuding Putin “membunuh anak-anak dan warga sipil serta merusak harapan perdamaian.” Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan London telah memanggil duta besar Rusia, menuntut “penghentian pembunuhan dan kehancuran.”
Spanyol juga memanggil charge d’affaires Kedutaan Rusia untuk memprotes “serangan yang tidak dapat diterima,” sementara Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha menuduh Moskow menarget diplomat secara “langsung melanggar konvensi Wina” dan meminta “kecaman dunia.”
Kisah Warga Korban Serangan
Vitaliy Protsiuk, warga Kyiv, menceritakan bahwa istrinya hilang sejak serangan terjadi. Mereka tengah bersiap menuju tempat perlindungan ketika terjadi ledakan. “Saya terkubur. Saat keluar, semuanya tertutup debu dan asap. Atap hilang, lantai dari empat sampai satu hancur total,” katanya. Hingga kini, istrinya belum ditemukan.
Warga menghadapi peringatan serangan udara lebih dari sembilan jam semalam, kata Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko. Banyak orang mengungsi ke stasiun bawah tanah, yang menjadi tempat berlindung semalaman.
Dinamika Politik dan Perundingan Damai
Serangan besar ini terjadi lebih dari dua minggu setelah Trump menggelar pertemuan tatap muka dengan Putin untuk mencari penyelesaian perang. Namun, pembicaraan kedua pihak tampak mandek, dengan pertemuan bilateral antara Zelensky dan Putin yang digagas Gedung Putih belum terealisasi.
Sementara itu, delegasi Ukraina akan bertemu pejabat AS di New York pada Jumat, dan Putin dijadwalkan menghadiri parade militer besar di China pekan depan bersama pemimpin lain seperti Kim Jong Un serta kepala negara pro-Rusia dari Eropa.
Rusia juga telah merebut dua desa di wilayah Dnipropetrovsk tenggara, menurut peneliti sumber terbuka Ukraina. Dengan tekanan terus meningkat, militer Ukraina kesulitan menghadapi serangan Rusia di timur.
Zelensky menegaskan, “Rusia memilih rudal ketimbang meja perundingan, memilih membunuh daripada mengakhiri perang, dan berarti Rusia masih tidak takut akan konsekuensi.”
Beberapa bangunan tinggi, tempat tinggal, taman kanak-kanak, kantor, infrastruktur transportasi, dan puluhan mobil rusak dalam serangan ini. Kota Kyiv menyatakan Jumat sebagai hari berkabung, dengan bendera setengah tiang dan pembatalan acara hiburan. (CNN/Z-2)