
CHIEF Executive Officer (CEO) Inpex Corporation Takayuki Ueda menyampaikan sejumlah negara tertarik menjadi pembeli hasil produksi gas Lapangan Abadi Blok Masela di Tanimbar, Maluku.
Jepang disebut sebagai calon pembeli utama, kemudian dari Malaysia karena Petronas adalah mitra Inpex, dan berikutnya beberapa negara Asia seperti Taiwan.
"Selain itu, negara lain seperti Tiongkok dan Thailand juga menunjukkan minat untuk membeli energi tersebut," ujarnya dalam acara The Abadi LNG Project FEED Commencement Inauguration dan Press Conference di Jakarta, Kamis (28/8).
Ueda mengatakan proyek Blok Masela memiliki daya tarik kuat bagi calon pembeli di Asia. Hal itu didukung oleh karakteristik lapangan gas yang unggul dan cadangan yang melimpah, serta diyakini dapat memenuhi kebutuhan energi di Asia.
Dengan menelan investasi sebesar US$20,94 miliar atau sekitar Rp342,24 triliun (kurs Rp16.344), Blok Masela diproyeksikan memproduksi 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa), 150 juta kaki kubik gas pipa per hari (mmscfd), dan sekitar 35.000 barel kondensat per hari.
Jamin pasokan
Ueda kemudian menjelaskan selama ini proyek energi berskala besar di Asia sendiri tidak terlalu banyak. Sebagian besar pasokan energi besar berasal dari Amerika Serikat atau negara-negara Timur Tengah seperti Qatar. Sementara, pasokan energi dari Timur Tengah seringkali dipengaruhi oleh faktor geopolitik, dan pasokan dari Amerika Serikat juga memiliki keterkaitan erat dengan pasar Tiongkok.
Sebaliknya, energi dari Proyek LNG Abadi berada di Asia, relatif lebih bebas dari pengaruh geopolitik Amerika Serikat maupun Timur Tengah. Selain itu, jarak antara lokasi Proyek Abadi dan konsumen di Asia sangat dekat.
"Sehingga memberikan banyak keuntungan, baik dari sisi efisiensi maupun keandalan pasokan. Karena itu, saya yakin Proyek Abadi akan menarik minat banyak calon pembeli di kawasan ini," kata Ueda.
Dalam operasionalnya nanti, Blok Masela dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Inpex Masela, Ltd selaku operator, bersama mitra joint venture yaitu PT Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) dan Petronas Masela Sdn. Bhd. (E-1)