Liputan6.com, Jakarta - Warna urine di pagi hari bisa perlihatkan adanya masalah kesehatan. Urine bisa berwarna merah, kuning neon, atau hijau, sesuai dengan kondisi yang dialami oleh tubuh. Bahkan, warna urine juga bisa perlihatkan masalah kesehatan mental.
Dalam sebuah studi baru yang dilakukan oleh Liverpool John Moores University, disebut bahwa orang yang bangun dengan urine berwarna lebih gelap memiliki kadar hormon kortisol yang lebih tinggi saat berada di bawah tekanan.
Selama ini, urine berwarna gelap disebut tanda dehidrasi. Namun, studi tersebut menunjukkan kondisi lain yang terkait dengan respons internal tubuh. Menurut seorang dokter umum dari London, Amon Ogunkoya, kortisol dirancang untuk menjaga tubuh tetap hidup.
Dia, mengatakan, dehidrasi merupakan pemicu stres, jadi ketika urine berwarna gelap, kadar kortisol dalam tubuh sedang tinggi.
"Jika Anda mengalami dehidrasi, tubuh Anda mengira Anda sedang dalam mode bertahan hidup dan karena itu Anda perlu melepaskan lebih banyak kortisol," ujar Ogunkoya kepada Sun Health.
Berikut adalah 5 warna urine dan kaitannya dengan kondisi dalam tubuh:
1. Urine Berwarna Cokelat Tua
Urine berwarna cokelat gelap menjadi tanda tubuh mengalami dehidrasi parah, ketika tubuh kekurangan asupan cairan.
Ahli gizi, Rob Hobson, mengatakan bahwa urine yang berwarna sangat gelap seperti teh saat atau setelah berolahraga bisa juga menjadi tanda peringatan rhabdomyolysis. Suatu kondisi langka dan serius yang berkaitan dengan kerusakan otot. Gejala lain dari kondisi tersebut meliputi nyeri otot dan lemas.
"Jika Anda aktif, berolahraga, atau menghabiskan waktu di lingkungan panas, kebutuhan cairan Anda dapat dengan mudah berlipat ganda atau lebih, tergantung pada hilangnya keringat," katanya.
Selain itu, dokter umum, Tom Jenkins mengatakan bahwa hidrasi tubuh yang terbaik adalah dengan minum secara teratur sepanjang hari.
"Jika Anda menyesapnya perlahan sepanjang hari, tubuh Anda akan menyesuaikan diri, alih-alih tersentak dan menghadapi perubahan mendadak yang selalu coba diperbaiki," katanya.
2. Urine Merah Berwarna Merah
Rob, mengatakan, urine berwarna merah bisa disebabkan oleh beberapa jenis buah yang dikonsumsi, seperti buah bit. Ogunkuya, menambahkan, pewarna makanan merah juga dapat menyebabkan urine berwarna merah.
Namun, pada suatu kondisi serius, urine berwarna merah ada mengindikasikan adanya pendarahan. "Setelah berolahraga, sangat umum terjadi hematuria akibat olahraga (kencing merah), yang tidak kita khawatirkan. Namun, jika masih ada setelah tiga atau empat hari, konsultasikan dengan dokter umum," ujarnya.
Urine berwarna merah atau merah muda juga bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih (ISK) atau bahkan batu ginjal.
"Jika gejala pendarahan dalam urin Anda berlanjut, makan Anda perlu membuktikan adanya infeksi urine," kata Jenkins.
Jika tidak, kecurigaan Anda harus benar-benar jatuh pada kemungkinan kanker dan Anda mungkin perlu segera dirujuk jika hal ini terjadi sesuai aturan 'Tunggu Dua Minggu'.
3. Urine Berwarna Hijau
Urine berwarna hijau bukan hal yang normal. Namun, sayuran tertentu bisa menjadi penyebabnya, seperti asparagus.
"Pewarna makanan hijau atau biru dalam permen terkadang dapat memengaruhi warna urine, tapi umumnya Anda perlu makan cukup banyak agar hal ini terjadi, jadi kemungkinannya kecil," kata Rob.
Pada kasus yang jarang, urine berwarna hijau bisa menjadi tanda ISK yang disebabkan oleh bakteri pseudomonas. "Jika Anda mengalami tanda-tanda infeksi lain seperti rasa terbakar, perih, demam, atau nyeri perut, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter umum," kata Ogunkoya.
4. Urine Berwarna Kuning Neon
Rob, mengatakan, vitamin B dalam dosis tinggi, terutama riboflavin, sering membuat urine berwarna kuning cerah, karena tubuh mengeluarkan kelebihannya.
Meskipun tidak mengonsumsi suplemen vitamin B, beberapa makanan yang kaya akan vitamin B juga dapat menyebabkan urine berwarna kuning cerah, tergantung dosisnya.
5. Urine Berbusa Putih Tebal
Urine berbusa akibat menahannya dalam beberapa waktu, bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
Namun, jika kencing berbusa juga bisa menjadi tanda adanya masalah ginjal, khususnya jika urine mengandung protein (proteinuria).
"Penyebab paling umum proteinuria adalah penyakit ginjal, karena sistem penyaringan di ginjal yang menjaga protein dalam darah menjadi bocor dan protein dapat bocor ke dalam darah sehingga menyebabkan urine berbusa," ujar Jenkins.
Lebih lanjut, Jenkins menyebut bahwa masalah ginjal tidak menunjukkan gejala, sehingga memeriksa urine secara rutin adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan ginjal.