Liputan6.com, Jakarta - Amandel atau tonsil adalah jaringan limfoid yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi. Letaknya berada di sisi kanan dan kiri tenggorokan.
Dokter Spesialis THT Bedah Kepala Leher, Syahrial M. Hutahuruk, mengatakan, masyarakat sering menganggap amandel sebagai benjolan di tenggorokan, padahal sebenarnya setiap orang memiliki jaringan amandel sejak lahir. Amandel menjadi masalah bila mengalami peradangan atau infeksi berulang. Kondisi ini dikenal sebagai radang amandel atau tonsilitis.
"Saat peradangan terjadi, amandel bisa membengkak, memerah, dan menyebabkan rasa sakit saat menelan," kata Syahrial dalam channel YouTube RSCM Kencana.
Bila peradangan berlangsung lama, amandel bisa membesar dan menimbulkan gangguan pada pernapasan maupun aktivitas anak sehari-hari.
Radang Amandel Terjadi Gara-Gara Apa?
Radang amandel umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri, terutama bakteri Streptococcus. "Anak-anak akan rentan terkena radang amandel dikarenakan fungsi amandel pada anak usia dini masih aktif," kata Dokter Spesialis THT Bedah Kepala Leher, Eko Teguh, dikutip dari laman EMC Health Care.
Faktor Penyebab Radang Amandel pada Anak
Beberapa faktor yang menyebabkan radang amandel pada anak, di antaranya:
- Daya tahan tubuh anak yang lemah
- Paparan debu atau polusi
- Kebiasaan berbagi alat makan atau minum
- Kurangnya kebersihan mulut
Selain itu, pola makan yang tidak sehat, kurang istirahat, serta lingkungan yang lembap atau kurang bersih juga dapat memperparah risiko radang amandel. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk menjaga kebersihan dan kesehatan anak secara menyeluruh.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Beberapa tanda anak mengalami radang amandel antara lain nyeri saat menelan, terutama ketika makan atau minum, disertai demam dan tubuh yang terasa lemas.
Amandel biasanya tampak membesar dan berwarna merah, bahkan terkadang menimbulkan bau mulut tidak sedap akibat penumpukan lendir dan infeksi. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gangguan tidur seperti mendengkur (snoring) atau bahkan sleep apnea bila ukuran amandel terlalu besar.
Selain itu, anak bisa mengalami kesulitan makan dan menelan (dysfagia). Jika infeksi sudah berlangsung lama atau bersifat kronis, anak mungkin akan merasa seperti ada yang mengganjal di tenggorokan.
Penanganan dan Cara Mengobati Radang Amandel pada Anak
Penanganan tergantung pada tingkat keparahan. Kasus ringan atau infeksi virus dapat ditangani dengan istirahat, pereda nyeri, dan menjaga asupan cairan.
Jika disebabkan oleh bakteri, diperlukan antibiotik sesuai anjuran dokter. Jika sudah parah, operasi amandel (tonsilektomi) dapat dilakukan bila:
- Infeksi terjadi berulang kali
- Amandel terlalu besar hingga mengganggu napas atau makan
- Tidak ada perbaikan setelah pengobatan medis
- Kebanyakan orang tua dari anak usia dini baru menyadari pentingnya menjaga kesehatan amandel ketika Si Kecil sudah menunjukkan banyak gejala.
Oleh karena itu, disarankan agar para orang tua mulai memperhatikan kesehatan tenggorokan anak sejak dini, dimulai dari hal paling sederhana, yaitu menjaga kebersihan mulut anak.
Penulis: Erlita Zahrah/Reporter