Liputan6.com, Jakarta Fenomena hubungan pocketing ramai dibicarakan karena banyak orang merasa hubungannya seakan tidak diakui oleh pasangan. Istilah ini merujuk pada situasi ketika seseorang yang sedang berpacaran memilih untuk tidak memperkenalkan pasangannya kepada orang-orang terdekat.
Psikolog dan life coach, Ana Jovanovic, menjelaskan bahwa pocketing terjadi ketika pasangan enggan menunjukkan keberadaanmu dalam lingkar sosialnya.
“Pocketing adalah kondisi di mana pasangan tidak ingin atau menunda mengenalkanmu kepada teman, keluarga, atau orang lain, baik secara langsung maupun di media sosial,” katanya.
Banyak orang yang awalnya mengira hal ini hanya soal menunggu waktu yang tepat. Namun, menurut terapis Rachel Perlstein, perbedaannya terletak pada niat.
“Jika seseorang memang ingin membangun hubungan, biasanya mereka menunggu waktu yang tepat. Tapi pocketing justru dilakukan dengan niat menyembunyikan pasangan,” jelasnya mengutip NBC News, Senin, 6 Oktober 2025.
Kondisi ini bisa berdampak pada rasa percaya diri dan kejelasan hubungan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tandanya lebih awal agar tidak terjebak dalam hubungan yang tidak transparan.
Mengapa Pocketing Bisa Terjadi?
Ada banyak alasan seseorang melakukan pocketing. Salah satunya adalah rasa takut penilaian dari keluarga atau teman. Banyak orang khawatir pasangan mereka tidak akan cocok dengan lingkungan sosialnya, sehingga memilih untuk menunda bahkan menghindari perkenalan.
Menurut Jovanovic, ada pula orang yang merahasiakan karena tidak jujur sepenuhnya.
“Begitu pasangan dikenalkan ke keluarga atau teman, topeng yang mereka bangun bisa runtuh dan membuat pihak lain kecewa,” ujarnya.
Selain itu, perbedaan sosial, budaya, atau ekonomi juga bisa menjadi penyebab. “Mereka bisa saja malu dengan latar belakang keluarganya, sehingga takut pasangannya akan menilai lebih rendah,” tambah Jovanovic.
Bahkan, dalam beberapa kasus, alasan pocketing berkaitan dengan media sosial. Seseorang bisa saja sengaja tidak mempublikasikan hubungan karena masih ingin menyembunyikan dari mantan, orang lain yang sedang didekati, atau bahkan orang yang mereka incar di masa depan.
Tanda-Tanda Kamu Sedang Dipocketing
Mengenali tanda pocketing memang tidak mudah tapi ada beberapa pola yang bisa diperhatikan. Pasangan yang melakukan pocketing biasanya selalu menghindari pertemuan dengan teman atau keluarga mereka. Jika topik perkenalan muncul, selalu ada alasan baru.
“Selalu ada alasan darurat atau janji yang tidak pernah ditepati,” kata Jovanovic.
Selain itu, tanda lain adalah pasangan selalu memilih tempat yang sepi atau jauh dari lingkaran sosial mereka. Mereka juga cenderung jarang bercerita tentang teman dan keluarga agar tidak memicu pertanyaan.
“Kamu juga bisa memperhatikan media sosial. Komentar atau foto yang kamu unggah bisa saja dihapus, dan kamu tidak pernah muncul di profil mereka,” jelasnya.
Jika bertemu orang yang dikenal, pasangan biasanya memperkenalkanmu hanya sebagai “teman” tanpa menunjukkan kemesraan.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Kamu Dipocketing?
Jika merasa dipocketing, langkah pertama adalah mengomunikasikan perasaanmu. Perlstein menyarankan agar pembicaraan dilakukan dengan tenang.
“Ajak pasangan bicara tentang perasaanmu, tanyakan mengapa kamu belum dikenalkan ke orang-orang penting dalam hidupnya. Jangan langsung memaksanya,” katanya.
Percakapan ini bisa membuka alasan sebenarnya. Terkadang, pasangan memang punya masalah pribadi yang membuat mereka enggan memperkenalkanmu, seperti hubungan keluarga yang rumit. Namun, bisa juga justru menjadi momen kejujuran bahwa mereka tidak berniat melanjutkan hubungan serius.
“Kalau ternyata pasangan tidak bisa memberikan apa yang kamu butuhkan, lebih baik berhenti dan lanjutkan hidup. Pocketing adalah cerminan dari pocketer, bukan kesalahan pihak yang dipocketing,” ungkap Perlstein.